SultengTerkini.Com, PALU– Dampak bencana Hidrometeorologi berupa peningkatan curah hujan bukan saja menyebabkan bencana, tapi potensi gelombang tinggi di wilayah Indonesia bagian barat, termasuk Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada periode 8 hingga 14 Maret 2019.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mutiara SIS Al Jufri Palu mengimbau kepada seluruh nelayan di wilayahnya tidak panik dengan adanya potensi gelombang tinggi.
“Berdasarkan prakiraan gelombang laut di Sulteng periode 11 Maret 2019 pukul 19.00 WIB hingga 12 Maret 2019 pukul 07.00 WIB, gelombang laut membayahakan bagi nelayan,” kata Ambinari Rochmi Putri, Bagian Prakiraan Cuaca BMKG Mutiara SIS Al Jufri Palu kepada media ini, Senin (11/3/2019).
Prakiraan gelombang tinggi di perairan sekitar Sulteng berada pada ketinggian 0,5 sampai 1,25 meter atau gelombang laut kategori slight sea, diantaranya Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, Perairan utara Sulawesi, Perairan Balikpapan, dan Perairan utara Kepulauan Banggai-Sula.
Sementara potensi gelombang tinggi 2,5 hingga 4,0 meter gelombang laut kategori rought sea berada di perairan selatan Banten, Samudera Pasifik selatan Banten, perairan utara Sorong, Perairan Manokwari, Perairan Biak, Samudera Pasifik utara Papua Barat.
Menurut Ambinari, ketinggian gelombang laut ini masih aman dilalui para nelayan.
Lain halnya ketika gelombang laut berada pada ketinggian 1.25-2.50 meter atau gelombang laut kategori moderate sea dan ketinggian 1.25-2.50 meter atau gelombang laut kategori rought sea.
“Biasanya para nelayan punya prediksi sendiri, tapi kami memberikan informasi sesuai data hasil pantauan,” katanya.
Untuk diketahui, kondisi ini disebabkan Madden-Julian Oscilation (MJO) yang tumbuh dan berkembang di Samudera Hindia sejak beberapa hari lalu.
Saat ini MJO diperkirakan mulai bergerak merambat ke wilayah Timur memasuki wilayah Indonesia. MAD
Komentar