SultengTerkini.Com, PALU– Dalam rangka menghadapi era revolusi industri 4.0 yang menekankan pada pola digital ekonomi berbasis teknologi informasi, maka diminta pada seluruh jajaran direksi supaya menyusun roadmap pengembangannya guna menjawab berbagai tantangan ekonomi global saat ini.
Demikian disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola dalam sambutannya saat membuka Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Sulteng tahun buku 2018 yang berlangsung di salah satu hotel Jalan Mohammad Hatta, Kota Palu, Kamis (4/4/2019).
Disamping itu, memasuki pemberlakuan standar akuntansi keuangan baru yang efektif mulai dilaksanakan pada awal Januari 2020, Gubernur meminta kembali kepada manajemen PT Bank Sulteng untuk dapat mengantisipasi dan mempersiapkan diri sedini mungkin agar dapat meminimalisir resiko-resiko seperti resiko kredit, operasional, resiko hukum dan lain sebagainya.
Ia mengatakan, dalam pengelolaan suatu bank ada beberapa indikator yang jadi penentu berhasil tidaknya bank menjalankan usahanya yaitu permodalan, penerapan tata kelola bank dan persaingan layanan maupun produk bank itu sendiri.
Dengan modal yang relatif masih terbatas, maka sulit bagi PT Bank Sulteng untuk lebih mengembangkan kegiatan usahanya.
“Karenanya saya melihat untuk meningkatkan kinerja PT Bank Sulteng perlu didukung dengan intervensi permodalan, peningkatan daya saing dan peningkatan tata kelola bank yang lebih profesional,” kata Gubernur Longki.
PT Bank Sulteng sejauh ini Gubernur melihat terus berkomitmen melakukan berbagai upaya transformatif supaya dapat tampil sebagai regional champion atau juara di daerah.
Komitmen tersebut diperkuat dengan dicanangkannya BPD Regional Champion (BRC) oleh Bank Indonesia sejak tahun 2010-2014.
Program BRC ini ditindaklanjuti oleh otoritas jasa keuangan dengan sebutan BRC jilid 2 untuk program tahun 2015-2023 agar seluruh Bank Pembangunan Daerah terus menerus membenahi diri yang pada gilirannya akan mampu lepas dari bayang-bayang perbankan nasional dan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Longki mengungkapkan bahwa dalam tahun buku 2018 yang lalu, total aset PT Bank Sulteng meningkat dari Rp 5.259.524.439.223, tahun 2017 menjadi Rp 6.042.682.141.027 atau naik sebesar Rp 14,89 persen di tahun 2018.
Modal inti dari Rp 608.523.800.134 tahun 2017 meningkat menjadi Rp 749.551.238.429 tahun 2018 atau naik sebesar 23,18%.
Sementara dana pihak ketiga dari Rp 3.125.451.194.862 tahun 2017 meningkat menjadi Rp 3.669.505.866.524 atau naik sebesar 17,41% tahun 2018.
Adapun kredit yang diberikan pada tahun 2017 sebesar Rp 2.958.698.891.267 menjadi Rp 3.419.159.077.368 tahun 2018 atau naik sebesar 15,56%.
Menurutnya, dalam pemberitaan kredit, walaupun terjadi kenaikan kredit secara keseluruhan, tetap perlu perhatian terhadap kredit UMKM yang selama ini masih didominasi oleh kredit konsumtif kurang lebih 95%.
Acara RUPS itu dihadiri para kepala daerah selaku pemegang saham, dewan komisaris, direksi dan manajemen PT Bank Sulteng. CAL
Komentar