SultengTerkini.Com, LUWUK– PT Donggi Senoro LNG Kabupaten Banggai di Sulawesi Tengah (Sulteng) menargetkan pembukaan lahan organik seluas 30 hektare di Kecamatan Batui, Kecamatan Kintom, dan Kecamatan Nambo.
CSR Manager PT Donggi Senoro LNG, Pandit Pranggana mengatakan, hingga Agustus 2019, capaian pembukaan lahan organik di tiga kecamatan tersebut baru 15 hektare atau 50 persen.
Menurut Pandit, PT Donggi Senoro LNG menempatkan sejumlah tenaga ahli pertanian guna mendukung pencapaian program pertanian organik tersebut.
“Perkembangan program pertanian ini cukup baik. Saat ini, kami membina 16 kelompok tani yang tersebar di 25 desa di tiga kecamatan. Sebagian besar petani yang kami bina adalah petani cabai,” ujar Pandit Pranggana didampingi Communication Supervisor PT Donggi Senoro LNG, Doty Damayanti, CSR Programme Officer, Desmoon King Romalo dan Tenaga Ahli Pertanian PT Donggi Senoro LNG, Subali, saat meninjau lahan Kelompok Wanita Tani Bilalang di Kelurahan Sisipan Tamanjaya Kecamatan Batui, Senin (26/8/2019).
Pandit menambahkan, potensi pertanian di lingkar usaha PT Donggi Senoro LNG cukup menjanjikan. Sayangnya, potensi tersebut belum dikelola secara maksimal.
“Makanya kami datangkan tenaga ahli pertanian untuk membantu para petani dalam mengelola lahan pertaniannya,” jelas Pandit.
Dia menambahkan, para petani diberikan pengetahuan tentang pertanian organik serta diajari manajemen kelompok.
Dari sisi marketing, PT Donggi Senoro LNG membuat penampungan hasil panen (stocking point) berbentuk koperasi pertanian.
Adanya stocking point menambah semangat para petani dalam berproduksi serta tidak khawatir dengan pemasarannya.
Bahkan, para petani yang sering bertransaksi di koperasi, akan memperoleh sisa hasil usaha yang lebih banyak pula.
“Dari sisi hulu, kami memberikan pelatihan bercocok tanam dan bibit. Sementara dari sisi hilirnya, kami buatkan stocking point, sehingga petani tidak susah menunggu pembeli dan bisa langsung mengakses pasar,” tutur Pandit.
Pandit menyebut, penerapan pengolahan lahan pertanian secara organik dilakukan karena hasilnya melimpah, pupuknya mudah diperoleh serta ramah lingkungan.
Tenaga Ahli Pertanian PT Donggi Senoro LNG, Subali menuturkan, para petani yang dibina PT Donggi Senoro LNG dilatih bercocok tanam selama empat bulan.
“Para petani kami ajarkan memilih benih unggul, pembuatan pupuk dan pestisida nabati, manajemen kelompok serta pelatihan tentang koperasi,” kata Subali.
Subali mengatakan, pelatihan itu bertujuan membentuk kelompok tani yang tangguh, mandiri dan sejahtera.
Ketua Kelompok Wanita Tani Bilalang, Yurince Bangian berterima kasih atas bantuan PT Donggi Senoro LNG. Adanya pendampingan, membuat dia dan anggota kelompoknya terbantu serta pola bercocok tanam masyarakat menjadi terarah.
Bahrun, petani cabai di kelurahan itu juga menyatakan demikian. Dia mengakui bahwa pertanian organik yang diterapkannya bisa membuat masa depannya berubah lebih baik.
“Dulu saya tidak tahu apa-apa. Tapi sekarang, kaki sudah diajari bercocok tanam yang baik. Saya sudah tanam cabai satu hektare. Kalau saya lihat, masa depan kami pasti jauh lebih baik,” pungkas Bahrun. GUS
Komentar