10 Tempat Wisata yang Rusak Satu Dekade Terakhir

JEMBATAN ‘gembok cinta’ di Paris, satu dari 10 tempat wisata yang rusak satu dekade terakhir. Foto: (iStock)

SultengTerkini.Com, JAKARTA– Sejumlah destinasi wisata di dunia rusak sepanjang 10 tahun terakhir. Hal ini disebabkan overtourism, perubahan iklim, hingga kebakaran.

Memasuki tahun 2020, kita tengok kembali berbagai peristiwa yang menyebabkan kerusakan pada sejumlah destinasi wisata. Kerusakan ini ada yang parah hingga menyebabkan destinasi itu tak bisa dikunjungi namun ada pula yang masih dicoba untuk diperbaiki.

Dirangkum detikcom dari Insider, berikut destinasi-destinasi wisata tersebut.

1. Notre-Dame Cathedral di Paris

Salah satu gereja terbesar dan menjadi kebanggaan Paris ini terbakar pada 15 April 2019 lalu. Kebakaran besar ini menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan. Akibatnya, tahun 2019 lalu menjadi kali pertama tak ada penyelenggaraan Natal di sana selama 230 tahun gereja itu berdiri. Sampai saat ini, Notre-Dame masih direnovasi.

2. Lengkungan batu alami di Pantai Legzira, Maroko

Pantai Legzira yang terletak di tepi Laut Atlantik Maroko dikenal memiliki dua buah lengkungan batu alami. Menurut Atlas Obscura, kenampakan alam ini terbentuk dari hasil erosi selama ratusan tahun.

Meskipun salah satu lengkungan batu itu runtuh pada September 2016 lalu, pantai ini masih bisa dikunjungi. Menurut Insider, ada kemungkinan batu satunya juga akan runtuh seiring berjalannya waktu.

3. Terowongan pohon sequoia

California sempat punya destinasi populer yaitu terowongan di dalam sebuah pohon sequoia. Terowongan ini terbilang besar karena mobil pun bisa melewatinya.

Sayangnya terowongan yang terletak di Calaveras Big Trees State Park California ini tak bisa lagi dinikmati karena pohon sequoia itu tumbang. Penyebabnya adalah badai yang menimpa California dan Nevada pada Januari 2017.

“Pohon itu adalah salah satu fitur paling populer dari taman negara ini sejak akhir 1800-an. Terowongan itu memiliki grafiti sejak tahun 1800-an, karena para pengunjung didorong untuk mengukir nama mereka di kulit kayu,” kata pelapor tumbangnya pohon itu sebagaimana diwartakan San Francisco Gate.

Para pengunjung tetap bisa datang ke taman tersebut meskipun tak bisa lagi melihat terowongan pohon itu.

4. Tak ada lagi gembok cinta di Jembatan Paris

Pada 2014 lalu, BBC melaporkan salah satu bagian dari jembatan ‘gembok cinta’ di Paris runtuh. Kejadian ini akhirnya mendorong pemerintah untuk membuang sekitar satu juta gembok dari Jembatan Paris pada 2015.

“(gembok-gembok) itu merusak estetika dari jembatan, buruk untuk struktur jembatan, dan bisa menyebabkan kecelakaan,” kata walikota Paris, Bruno Julliard sebagaimana diwartakan BBC.

Dulunya, jembatan yang juga dikenal sebagai Pont des Arts ini sangat populer dikunjungi wisatawan untuk melakukan tradisi mengkaitkan gembok bertuliskan nama mereka dan pasangan, kemudian melemparkan kunci gemboknya ke Sungai Seine.

5. Istana Shuri di Jepang

Jepang kehilangan salah satu istana yang menjadi warisan dunia UNESCO yaitu Istana Shuri yang terbakar pada 31 Oktober 2019 lalu. Bangunan bersejarah ini terletak di Naha, Okinawa, Jepang.

Istana yang telah berdiri sejak abad ke-14 ini sebelumnya sudah pernah direnovasi sebanyak dua kali pada 1945 dan 1992. Sebelum kebakaran terjadi, istana ini mulanya akan dijadikan salah satu pemberhentian dalam rute estafet obor Olimpiade Tokyo 2020.

6. Lengkungan batu Azure Window

Lengkungan batu lainnya yang juga runtuh bernama Azure Window di Pulau Malta. Lengkungan batu alami setinggi 92 kaki ini runtuh setelah terkena badai pada Maret 2017 lalu. Lengkungan ini dulunya menjadi tempat populer untuk turis yang juga ditampilkan dalam Game of Thrones.

Sebagai gantinya, arsitek Rusia mengusulkan membuat replika dari Azure Window. Bangunan itu disebut The Heart of Malta yang terbuat dari struktur baja tanpa kaca yang menyerupai bentuk Azure Window yang asli.

7. Wilayah pegunungan Dolomites di Italia

Badai telah meluluhlantakan Dolomites, wilayah yang terletak di pegunungan Italia. Dari laporan Reuters, badai yang terjadi pada November 2018 lalu itu menewaskan 17 orang dan menumbangkan 14 juta pohon serta rusaknya hutan di sana.

“Kami membutuhkan waktu setidaknya satu abad untuk menormalkannya lagi,” kata asosiasi komunitas pertanian Italia, Coldiretti, sebagaimana diwartakan Reuters.

8. Terumbu karang di perairan Pulau Christmas, Australia

Terumbu karang warna-warni di Australia warnanya memudar karena naiknya suhu air di sekitar Pulau Christmas, Australia. Berdasarkan penelitian dari University of Victoria, hanya 5 persen terumbu karang yang tersisa antara tahun 2015-2016 akibat El Nino.

El Nino merupakan periode pemanasan suhu permukaan laut yang berpengaruh pada pola cuaca, kondisi laut, dan kondisi biota laut di sebagian besar wilayah dunia dalam jangka waktu yang lama.

Dengan sejumlah usaha, Pulau Christmas sekarang sudah bisa dibuka untuk turis dan kondisi terumbu karang telah dipulihkan kembali.

9. Rusaknya batuan Teluk Porthcothan di Cornwall, Inggris

Struktur batuan alami di Teluk Porthcothan tak lagi bisa dinikmati wisatawan karena telah rusak dihantam gelombang setinggi 30 kaki dan angin kencang pada Januari 2014 lalu. Meskipun begitu, area teluk ini masih dibuka untuk umum.

10. Pulau Faroe di Atlantik Utara

Pulau Faroe yang terletak di antara Norwegia dan Islandia menutup 10 situs yang populer dikunjungi turis. Menurut situs resmi pulau itu, yang boleh masuk ke pulau hanyalah sukarelawan yang bekerja untuk kondisi masa depan berkelanjutan.

Lebih dari 5.500 orang telah mengajukan aplikasi untuk jadi sukarelawan dalam proyek tersebut. Rencananya para sukarelawan ini akan menjalankan berbagai program termasuk memperbaiki jalan setapak yang rusak. Pada 2020 ini, pulau itu juga akan menutup 14 situs wisata.

(sumber: detik.com)

Komentar