Lima Negara yang Diprediksi Paling Cepat Bangkit Usai Corona

Foto: (Thinkstock)

SultengTerkini.Com, JAKARTA– Sejumlah negara diprediksi akan mudah bangkit usai digempur Corona sebab punya ketahanan ekonomi kuat dan rakyat yang kompak. Apa saja negara itu?

Pandemi Corona telah berdampak negatif pada ekonomi global. Berbagai negara berusaha menekan dampak tersebut dengan membuat kebijakan social distancing sampai intervensi bidang fiskal untuk menstabilkan pasar.

Selain harus secepat mungkin menyelamatkan kesehatan masyarakat, negara juga harus siap menanggung masalah ekonomi yang mereka alami. Kendati Corona masih terus menjangkiti dunia, para ahli telah memperkirakan sejumlah negara yang dapat cepat bangkit jika badai Corona ini berlalu.

Dilansir BBC, Senin (6/4/2020) terdapat 5 negara yang diprediksi paling cepat bangkit. Penilaian itu didasarkan pada data dari 2019 Global Resilience Index yang dibuat oleh perusahaan asuransi FM Global dengan mempertimbangkan stabilitas politik, tata kelola perusahaan, risiko lingkungan dan rantai pasokan (supply chain) logistik, dan transparansi.

Hasil dari 2019 Global Resilience itu kemudian disandingkan dengan cara penanganan virus Corona di setiap negara. Maka ditemukanlah negara-negara yang dianggap mampu mempertahankan stabilitas dan ketahanan dalam melewati krisis.

1. Denmark

Denmark merupakan negara yang menempati peringkat kedua dalam 2019 Global Resilience Index dimana negara ini punya kekuatan pada rantai pasokan dan korupsi pemerintah yang rendah.

Negara ini juga sangat cepat memberlakukan jaga jarak sosial (social distancing) ketika virus Corona menyebar. Mereka menutup sekolah dan bisnis swasta yang tidak terlalu penting pada 11 Maret. Denmark juga menutup perbatasan bagi orang asing pada 14 Maret saat ditemukan beberapa kasus positif di sana.

Budaya orang Denmark yang percaya pada pemerintah dan mau bergerak untuk kepentingan bersama juga berimplikasi pada efektivitas kebijakan yang diambil.

2. Singapura

Singapura dikenal sebagai negara yang punya ekonomi kuat, risiko politik yang rendah, infrastruktur memadai dan korupsi rendah. Negara ini juga sudah siap menghadapi Corona, terbukti dengan berbagai fasilitas kesehatan yang memadai dan langkah cepat memperketat perbatasan.

“Kami punya kepercayaan tinggi pada pemerintah yang relatif transparan mengenai setiap langkah yang mereka ambil untuk menangani krisis,”kata salah satu warga Singapura, Constance Tan.

“Sebagai aturan umum, jika pemerintah memberlakukan sesuatu, kami patuh.”

Bagi orang yang melanggar aturan, pemerintah akan mengambil paspor dan izin kerja. Aturan ini dimulai pada 21 Maret.

“Tapi secara keseluruhan, kami bekerja bersama, dan kami tidak perlu khawatir tentang kerusuhan sosial, orang-orang yang sekarat di jalanan dan destabilisasi ekonomi,”kata Tan.

Upaya pemerintah Singapura dalam mencegah penyebaran Corona juga dilakukan melalui kebijakan kerja dari rumah dan merilis aplikasi Trace Together untuk membantu melacak keberadaan virus.

3. Amerika Serikat

Negara adidaya Amerika Serikat (AS) punya lingkungan bisnis baik dengan risiko rendah dan rantai pasokan yang kuat. Kendati Corona telah menyerang New York bahkan telah menimbulkan PHK, pemerintah AS punya kebijakan cepat menangani Corona.

Pemerintah telah memberlakukan stimulus untuk masyarakat agar ekonomi stabil. Mereka juga memberlakukan strategi jaga jarak sosial.

Akan tetapi AS mengalami kendala penanganan Corona di bidang kesehatan dimana telah ditemukan lebih dari 336.851 ribu kasus Corona dengan kematian mencapai 9.620 orang.

4. Rwanda

Rwanda sebelumnya telah berhasil menangani Ebola dengan menutup perbatasannya dengan negara Kongo yang sudah lebih dulu terdampak. Berkaca dari kasus Ebola, Rwanda lebih siap dalam menghadapi pandemi selanjutnya yakni COVID-19.

Mereka telah menggabungkan perawatan kesehatan universal, menyediakan pasokan medis menggunakan drone, dan memeriksa suhu tubuh setiap orang di perbatasan.

Rwanda merupakan negara pertama di Afrika yang melakukan lockdown total. Pemerintah mendistribusikan makanan gratis kepada masyarakat yang paling rentan. Sementara itu sektor pariwisata Rwanda telah mengalami kerugian sebab negara itu biasa dijadikan tempat berlangsungnya konferensi dan pameran internasional.

5. Selandia Baru

Selandia Baru adalah negara yang punya tatanan perusahaan dan rantai pasokan yang baik. Negara ini juga cepat dalam mengambil kebijakan terkait Corona dengan menutup perbatasan bagi turis asing sejak 19 Maret. Mereka juga melakukan lockdown untuk bisnis yang bukan merupakan sektor vital pada 25 Maret.

“Sebagai negara kepulauan, lebih mudah untuk mengontrol perbatasan kita yang menjadi sumber utama infeksi. Jadi penutupan perbatasan yang efektif itu masuk akal,” kata salah seorang warga Auckland yang juga ekonom, Shamubeel Eaqub.

“Dibandingkan dengan negara lain, respons di Selandia Baru sangat berani dan tegas,”imbuhnya.

Langkah-langkah yang diambil Selandia Baru itu membuahkan hasil. Beberapa ahli epidemiologi melihat Selandia Baru berpotensi menjadi salah satu dari sedikit negara ‘normal’ yang tersisa, menurut laporan Guardian. Selandia Baru dapat menghilangkan semua kasus dalam beberapa minggu ke depan jika langkah-langkah yang diambil tetap kuat.

(sumber: detik.com)