Banjir Terjang Desa Olaya Parimo Akibat Tanggul Jebol

-Parigi Moutong, Utama-
oleh

PARIMO– Banjir melanda sejumlah dusun di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah tepatnya di Desa Olaya, Kecamatan Parigi akibat tanggul sungai yang jebol.

“Hujan lebat mengguyur wilayah Parigi sejak Subuh hingga pagi memicu terjadinya genangan di dusun empat Desa Olaya yang merupakan muara sungai setempat,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Parimo, Amiruddin di Parigi, Selasa (17/5/2022).

Dia menjelaskan, banjir terjadi di Desa Olaya diakibatkan tanggul sungai jebol sehingga air meluap ke pemukiman warga yang mana dilaporkan sekira 11 rumah warga terdampak genangan.

Atas peristiwa tersebut, pemerintah setempat melakukan kajian teknis, sebab setiap hujan lebat dengan durasi lama, desa tersebut menjadi langganan banjir.

“Dari hasil kajian nanti kita baru bisa menyimpulkan apa hal-hal urgen yang segera dilakukan, termasuk normalisasi sungai. Kami juga segera berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III) menyangkut normalisasi sungai,” ujar Amiruddin.

Dia menjelaskan, pemukiman terdampak genangan merupakan rumah nelayan, yang mana genangan itu membawa material lumpur.

Akibat banjir, warga setempat terpaksa menyimpan barang-barang berharga mereka ke tempat lebih aman.
“Kami juga sedang fokus memantau perkiraan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Pada penanganan bencana hidrometeorologi, Pemkab Parigi Moutong juga segera meninjau wilayah-wilayah yang sebelumnya sempat tergenang,” ucap Amiruddin.

Asli Asis, warga Dusun empat Desa Olaya mengatakan, banjir melanda wilayah itu ada kaitannya dengan kegiatan tambang emas ilegal di Desa Kayuboko, karena muara sungai desa tersebut tepat berada di Olaya.

Dia menjelaskan, sebelumnya alur sungai di Desa Olaya khususnya bagian muara kecil, namun kehadiran tambang emas terjadi pengikisan dinding sungai hingga lebar.
“Kalau hujan lebat dengan durasi lama, wilayah kami selalu terjadi genangan karena air sungai meluap, dan kami di wilayah hulu selalu menerima dampaknya,” ujar Asli.

Dia berharap pemerintah desa dan pemerintah setempat perlu melakukan langkah konkret, supaya kondisi tersebut tidak lagi berulang.

“Kiranya pemda perlu melakukan normalisasi dan memasang bronjong supaya bisa menahan debit air yang banyak saat hujan terjadi,” kata Asli. ANT

Komentar