PALU– Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah membangun sebanyak 48 unit rumah warga prasejahtera di ibu kota provinsi tersebut melalui skema program bantuan stimulan swadaya senilai Rp 50 juta per unit.
“Program stimulan ini menyasar warga prasejahtera di tiga kelurahan, yakni Kelurahan Kabonena Kecamatan Palu Barat 18 unit hunian, Kelurahan Lambara, Kecamatan Tawaeli dan Kelurahan Poboya Kecamatan Mantikulore masing-masing 15 unit,” kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Palu, Zulkifli yang dihubungi di Palu.
Dia menjelaskan, kriteria warga masuk dalam program tersebut di antaranya sudah berkeluarga, memiliki lahan pribadi disertai alas hak minimal Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT), lalu terdaftar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai warga prasejahtera.
Untuk itu ujar dia, bantuan tersebut dilakukan pembangunan baru secara swadaya dan kelurahan sasaran masing-masing dibentuk dua kelompok guna mempermudah proses kegiatan konstruksi.
“Harapan pemerintah melalui skema ini dapat terjalin semangat gotong royong di tengah masyarakat sehingga proses pekerjaan lebih mudah. Ditargetkan pembangunan hunian paling lambat selesai Desember 2022,” ujar Zulkifli.
Dia memaparkan, program bantuan stimulan swadaya menggunakan dua sumber dana yakni Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan APBN 2022 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan total anggaran Rp 2,4 miliar.
“Dari Rp 50 juta per unit hunian, Rp 30 juta bersumber dari APBD Kota Palu, Rp 20 juta bersumber dari DAK dengan total masing masing sumber anggaran Rp 1,4 miliar lebih dari APBD dan Rp960 juta dari APBN,” tutur Zulkifli.
Dia menuturkan, Pemkot Palu telah menyalurkan dana bantuan tersebut melalui transfer ke rekening masing-masing penerima manfaat.
Selain itu, sesuai petunjuk teknis (juknis) hunian berukuran 6×6 meter persegi atau tipe 36 dengan bangunan permanen.
“Selain terjalin gotong royong, juga diharapkan dana tersebut tidak digunakan untuk kepentingan lain,” kata Zulkifli. ANT
Komentar