PALU– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadikan lima kabupaten sebagai sentral pengembangan padi untuk menopang pembangunan ketahanan pangan nasional.
Wakil Gubernur (Wagub) Sulteng, Ma’mun Amir, di Palu, Senin (29/8/2022) mengatakan, Sulteng saat ini bersiap mengoptimalkan pembangunan ketahanan pangan khusus padi di lima kabupaten.
“Iya, langkah ini sekaligus menopang Sulteng sebagai penyangga kebutuhan pangan nasional termasuk penyediaan kebutuhan pangan untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” ucap Ma’mun Amir.
Dia menerangkan, untuk pengembangan padi dilakukan di Kabupaten Parigi Moutong, Banggai, Poso, Sigi, dan Donggala.
“Namun untuk Poso, Sigi dan Donggala juga akan dilakukan pengembangan tanaman hortikultura, seiring dengan potensi yang ada di kabupaten,” ungkap dia.
Dia mengatakan, Pemprov Sulteng juga akan memberikan bantuan modal usaha kepada petani dan masyarakat melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Sehingga petani bisa mengembangkan luas tanam dan memenuhi kebutuhan pertanaman, serta masyarakat dapat mengembangkan produk-produk kerajinan tangan dan olahan menjadi UMKM,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura bahwa Sulteng selalu surplus beras setiap tahun mencapai 90 ribu-125 ribu ton per tahun.
Sehingga, Sulteng dapat menyuplai kebutuhan beras untuk Gorontalo, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Sulteng, Nelson Matumbun menguraikan, Pemerintah Pusat memberikan target kepada Pemprov Sulteng terkait dengan penanaman dan luas panen padi IP 400 seluas 10.000 hektare.
Untuk mencapai target tersebut, Pemprov Sulteng telah menentukan lokasi/daerah pelaksanaan program IP400.
Daerah-daerah yang menjadi pelaksana program IP400 adalah Kabupaten Sigi, Parigi Moutong, Poso, Donggala, dan Banggai.
“Termasuk Banggai bersaudara meliputi Banggai Kepulauan dan Banggai Laut,” kata dia.
“Maka kami targetkan penanaman dan luas panen mencapai 40.000 hektare dalam satu tahun,” ujarnya. ANT
Komentar