Wawali Palu Sebut Rumah Pantau Gizi Perlu untuk Cegah Tengkes

PALU– Wakil Wali Kota (Wawali) Palu, dr Reny A Lamadjido menyebutkan rumah pantau pemenuhan gizi pada masing-masing kelurahan perlu diadakan untuk mencegah peningkatan kasus tengkes atau stunting di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah.

“Rumah pemantauan gizi anak sangat membantu mencegah pertumbuhan prevalensi tengkes. Apa yang sudah di mulai di Kelurahan Pengawu perlu diimplementasikan kelurahan lain sebagai bagian dari penanganan,” kata Reny saat menghadiri peluncuran penanganan stunting di Kelurahan Pengawu, Palu, Senin (12/9/2022).

Dia menjelaskan, percepatan menurunkan prevalensi stunting tidak hanya dari sektor kesehatan, tetapi penanganan harus dilakukan secara berkesinambungan mulai dari sektor sosial, ekonomi, budaya, termasuk politik.

Oleh karena itu, komitmen bersama menjadi bagian terpenting mewujudkan tumbuh kembang anak dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) generasi penerus bangsa dengan kondisi fisik dan mental yang sehat.

Menurutnya, rumah pantau gizi harus melibatkan kader posyandu, karena kegiatan posyandu ada proses penimbangan, pengukuran dan pemberian makanan tambahan kepada balita.

“Kota Palu memiliki 46 kelurahan, jika wadah ini terbentuk di semua wilayah, maka kegiatan ini menjadi penguat upaya pencegahan dan penanggulangan kegiatan aksi konvergensi yang sudah diterapkan sebagai acuan pelaksanaan intervensi,” ujar Reny.

Dia menyarankan, rumah pantau gizi yang sudah terbentuk tidak cukup hanya berlangsung selama tiga bulan, karena intervensi tengkes tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu pendek.

“Penanganan harus dilakukan secara simultan. Sejauh ini Pemkot Palu telah melibatkan para pihak membantu upaya percepatan pencegahan dan penanggulangan,” ucap Reny yang juga mantan Direktur RS Undata Palu.

Dia memaparkan, prevalensi tengkes Kota Palu tahun 2021 berada di angka 23,9 persen, yang mana target tahun ini diupayakan turun di angka 18 persen, dan target tahun 2024 ditekan hingga angka 12 persen atau di bawah angka prevalensi nasional 14 persen.

menurut data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGM) 1.221 balita di ibu kota Sulteng terkena stunting dari 22.400 lebih balita di Palu.

“Berdasarkan kebijakan Pemerintah Pusat indikator capaian keberhasilan penanganan tengkes merujuk pada data e-PPBGM dan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI),” kata Reny. ANT

Komentar