BTNKT Ajak Warga Pesisir Jaga Ekosistem Bakau Cegah Abrasi Pantai

-Tojo Unauna, Utama-
oleh

TOUNA– Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (BTNKT) mengajak warga pesisir Togean di Kabupaten Tojo Una-una (Touna), Sulawesi Tengah menjaga ekosistem hutan bakau atau mangrove guna mencegah abrasi pantai yang dapat mengancam warga setempat.

“Bakau sangat bermanfaat menahan air pasang yang berlebihan, dan mampu menahan abrasi,” kata Kepala BTNKT Bustang yang dihubungi dari Palu, Senin (10/10/2022).

Menurutnya, hutan bakau juga sangat bermanfaat mencegah terjadinya dampak fenomena bencana hidrometeorologi, salah satunya memperkecil frekwensi gelombang ke bibir pantai bila sewaktu-waktu terjadi gelombang tinggi di atas ambang batas wajar.

Oleh karena itu, ekosistem bakau harus terpelihara dari berbagai kegiatan warga setempat supaya tidak mempengaruhi umur tanaman tersebut.

“Luas hutan bakau di Togean kurang lebih 5.639 hektare, dan yang terkelola sebagai kawasan lindung oleh taman nasional kurang lebih 359 hektare,” ujar Bustang.

Dia mengemukakan, dalam menjaga kelangsungan hutan bakau, pihaknya menggandeng sejumlah pihak, mulai dari warga setempat sebagai mitra, pemangku kepentingan hingga Pemerintah Kabupaten Tojo Una-una menanam bibit manggrove di kawasan yang mengalami degradasi akibat dampak perubahan iklim.

Yang mana, sejak tahun 2021 hingga awal 2022, pihaknya telah melakukan pemulihan seluas 17,95 hektare atau lima persen hutan bakau mengalami kerusakan.

Selain merehabilitasi, katanya, ia juga mengajak warga pesisir menjaga kebersihan kawasan mangrove dengan tidak membuang limbah rumah tangga di sembarang tempat, sebab perilaku seperti itu sangat mengganggu ekosistem laut dan sekitarnya.

“Selain menjaga kelangsungan kawasan konservasi, tugas lingkungan juga melekat pada kami sehingga bukan hanya menanam bibit, tetapi juga membersihkan sampah di kawasan pesisir, karena sampah plastik tidak bisa diurai secara alami,” tutur Bustang.

Dia menambahkan, edukasi tentang kebersihan kepada warga setempat oleh pihaknya biasanya diselipkan dalam kegiatan sosialisasi tentang hal-hal pokok pengawasan konservasi yang melibatkan mitra.

Tidak hanya sampai di situ, BTNKT juga melakukan pemberdayaan terhadap warga melalui pengelolaan hutan pada program multi usaha hasil hutan bukan kayu (HHBK).

“Langkah-langkah seperti ini sebagai bentuk perhatian Pemerintah terhadap warga sekitar, guna meningkatkan produktivitas mereka dalam membatu menjaga kelangsungan ekologi,” kata Bustang. ANT

Komentar