PALU– Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid mendorong kain tenun motif daun kelor, yang dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda), menjadi maskot baru di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah tersebut.
“Selama ini, kain tenun Donggala menjadi primadona di daerah, dengan hadirnya tenun khas daerah Kota Palu, maka hasil karya seni ini kami dorong menjadi maskot baru,” katanya di Palu, Kamis (15/12/2022).
Guna menindaklanjuti hal tersebut, maka Pemkot Palu juga mendorong pelaku industri kecil dan menengah di bidang kerajinan tenun, untuk memproduksi kain khas dengan motif kelor, sebagaimana pencanangan tenun motif kelor oleh pemerintah setempat pada 10 Juli 2022.
Selain itu, motif ini juga telah memiliki hak atas kekayaan intelektual (HAKI) untuk menguatkan legalitas produk, guna menghindari klaim dari pihak-pihak tertentu.
Atas dorongan itu, Walikota Palu juga mengeluarkan kebijakan melalui surat edaran bahwa tahun depan organisasi perangkat daerah (OPD) dan seluruh aparatur sipil negara (ASN) di jajaran Pemkot Palu diwajibkan menggunakan batik motif tenun Kelor pada hari-hari tertentu.
“Jumlah pegawai Pemkot Palu sudah termasuk honorer kurang lebih 11 ribu, belum lagi instansi vertikal juga kami minta menggunakan batik motif kelor, di tambah sekolah, tentu ini memberikan dampak positif terhadap IKM dari segi ekonomi,” ujar Hadianto.
Menurutnya, sudah saatnya publik mencintai produk lokal, ini dimulai dari pemerintah supaya terjadi perputaran ekonomi yang masih di daerah untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.
Setelah tenun motif daun kelor di tetapkan pemerintah sebagai salah satu kekayaan intelektual, kini Balitbangda Kota Palu sedang merintis pengembangan motif terbaru yakni desain motif Raja dan Tadulako atau sifat patriotik.
Menurut dia, semakin banyaknya varian desain motif dikembangkan, maka semakin banyak potensi kekayaan intelektual diciptakan.
“Langkah ini sebagai bagian dari visi Pemkot Palu dalam memajukan pembangunan daerah dari berbagai sektor,” ujar Hadianto. ANT
Komentar