BMKG Ingatkan Daerah Rawan Banjir di Sulteng Waspada Hujan Lebat

-Utama-
oleh

PALU– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan daerah-daerah daerah rawan banjir dan tanah longsor di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mewaspadai potensi hujan lebat yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi.

“Dari pemantauan cuaca hari ini hingga beberapa hari ke depan sejumlah daerah di Sulteng berpotensi hujan sedang hingga lebat, dan ini perlu diwaspadai, terutama daerah memiliki histori banjir,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al Jufri Palu, Nur Alim, di Palu, Jumat (7/7/2023).

Dia mengemukakan, dari hasil prakiraan berbasis dampak hujan lebat dilakukan BMKG, delapan daerah di Sulteng berstatus waspada dua hari ke depan diantaranya Kabupaten Morowali, Morowali Utara, Banggai, Poso, Tolitoli, Parigi Moutong, Donggala dan Sigi.

Delapan daerah ini juga punya riwayat banjir, karena karakteristik geografisnya memiliki banyak lereng gunung sehingga banyak pula sungai.

“Hidrometeorologi kapan saja bisa mengancam, sehingga perlu diwaspadai dengan meningkatkan mitigasi guna meminimalisir dampak ditimbulkan,” katanya.

Menurutnya, BMKG juga memiliki peran mengingatkan masyarakat tentang potensi ancaman bencana hidrometeorologi, bentuk peringatan itu melalui penyampaian informasi cuaca yang dirilis melalui berbagai platform media untuk disebarluaskan kepada publik.

“Secara berkala dalam tempo singkat kami sampaikan perkembangan informasi prakiraan cuaca melalui kanal “website” resmi BMKG, maupun melalui Pemerintah Daerah (Pemda) maupun pemangku kepentingan,” katanya.

Dia menjelaskan, karakteristik bencana hidrometeorologi dipicu berbagai faktor, di antaranya dampak hujan lebat hingga menimbulkan genangan atau banjir bandang maupun tanah longsor, kemudian dampak angin kencang atau puting beliung, termasuk tinggi permukaan air laut melampaui ambang batas menyebabkan banjir rob.

“Banyak cara meminimalisir dampak hidrometeorologi, salah satunya menjaga lingkungan dari aktivitas pembabatan hutan, memperbanyak hutan manggrove di kawasan pesisir pantai, termasuk membangun tanggul pengaman pada alur alam,” kata Nur Alim. ARA

Komentar