PALU– Dalam 10 hari Operasi Keselamatan Tinombala Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat sebanyak 17.489 kasus pelanggaran lalu lintas di wilayahnya. Jumlah ini naik 35 persen pada waktu yang sama dalam Operasi Keselamatan Tinombala 2023 lalu.
“Operasi Keselamatan Tinombala 2024 yang dimulai sejak tanggal 4 Maret telah mencatat 17.489 kasus pelanggaran lalu lintas,” ungkap Kabid Humas Polda Sulteng melalui Kasubbid Penerangan Masyarakat (Penmas) Kompol Sugeng Lestari di Palu, Kamis (14/3/2024).
Dari jumlah tersebut ungkap Sugeng, 2.113 pelanggar terekam Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) statis, 578 pelanggar terekam ETLE mobile dan teguran 14.798 pelanggar.
Menurutnya, jumlah pelanggaran tersebut naik 35 persen bila dibandingkan pada waktu yang sama atau H10 Operasi Keselamatan Tinombala tahun 2023.
“Sementara untuk kecelakaan lalu lintas (lakalantas) H10 Operasi Keselamatan Tinombala 2024 telah terjadi 28 kasus, dengan korban meninggal dunia delapan jiwa, luka berat 24, luka ringan 36 serta kerugian materi sebesar Rp116.100.000,” sebut Sugeng.
Dia menuturkan, jumlah pelanggaran tersebut menunjukkan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas di jalan raya.
Walaupun kata dia, upaya preventif dan preemtif telah dilakukan secara maksimal oleh Satgas Operasi Keselamatan Tinombala 2024.
Dia menyebutkan, selama 10 hari Operasi Keselamatan Tinombala, satgas setidaknya telah melaksanakan kegiatan preventif sebanyak 22.364 kali meliputi pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli serta kegiatan preemtif yang meliputi dikmas lantas atau penyuluhan sebanyak 14.720 kegiatan dan penyebaran/pemasangan leaflet, sticker, spanduk dan billboard sebanyak 21.838 kegiatan.
“Tidak ada kata terlambat untuk tertib berlalu lintas. Dengan mematuhi aturan berlalu lintas, berarti kita menjaga keamanan dan keselamatan diri sendiri, keluarga dan pengguna lalu lintas lainnya di jalan raya,” pungkasnya. CAL
Komentar