53 Karyawan IMIP Dapat Program Beasiswa S2 ke China

-Morowali, Utama-
oleh

MOROWALI – Puluhan karyawan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dikirim ke Negeri Tirai Bambu China untuk mengikuti kuliah strata dua (S2) jurusan metalurgi. Sebanyak 53 karyawan diberi beasiswa kuliah tahun ini.  

Program beasiswa bagi karyawan ini dibiayai sepenuhnya oleh PT QMB dan PT Huayue Nickel Cobalt yang beroperasi di kawasan PT IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah.

Selain memperoleh beasiswa ke negeri Tiongkok, sebanyak 293 karyawan lainnya memperoleh beasiswa dalam negeri di Politeknik Akademi Teknologi Makassar dan 10 karyawan di Politeknik Negeri Bandung.

Tujuan program beasiswa ini adalah untuk peningkatan sumber daya manusia karyawan di PT IMIP.

Sebagai informasi, jumlah karyawan di kawasan PT IMIP hingga kini  mencapai 80.259 orang. Dari jumlah ini, 30 persen diantaranya merupakan lulusan dari 1.952 perguruan tinggi di seluruh dunia.

Head Of Human Resource (HR) and Training PT IMIP , Achmanto Mendatu mengatakan, perusahaan membutuhkan SDM dengan skill yang mampu bersaing dalam dunia industri.

“Ada 53 orang karyawan Indonesia untuk kuliah S2 Metalurgi di Cina yang diselenggarakan oleh dan dibiayai oleh dua tenan kita, PT QMB dan PT HYNC. Tahun ini dan ke depan kita akan menyewakan lebih banyak lagi, mengirimkan lebih banyak lagi mahasiswa S2 kita ke luar negeri untuk sekolah metalurgi. Saat ini kan pendidikan metalurgi terbaik di dunia yang ada di Cina. Tantangan ke depan akan semakin besar seiring masuknya energi baru terbarukan di dalam klaster kawasan industri IMIP,” kata Achmanto Mendatu, Selasa (14/5/2024).

Sejauh ini,  552 karyawan telah mendapatkan beasiswa pendidikan dari perusahaan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri . Hal seperti ini sangat penting guna peningkatan skill karyawan.

“Program ini akan terus dilakukan dan kuotanya akan terus kita tambah . Selain beasiswa pendidikan S1 , para karyawan juga diberikan kesempatan untuk melanjutkan studi S2 mereka, khususnya yang berkaitan dengan ilmu metalurgi,” singkat Achmanto. GUS

Komentar