ARAB SAUDI– Ratusan jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia selama berada di Arab Saudi. Cuaca panas yang ekstrem mempengaruhi kondisi para jemaah.
Hal itu disampaikan Konsul Haji Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah Nasrullah Jasam.
“Faktor heatstroke (serangan panas) memang ada. Sampai saat ini heatstroke menjadi penyebab secara langsung tidak ada, tetapi menjadi penyebab antara ada,” kata Nasrullah kepada CNNIndonesia.com, Senin (17/6).
Nasrullah menjelaskan bahwa sejauh ini sudah ada 138 jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia. Faktor utama para jemaah RI meninggal dunia sebagian besar karena penyakit bawaan.
Beberapa di antaranya seperti penyakit jantung iskemik, jantung hipovolemik, radang paru-paru, neoplasma, pneumonia, asma, gagal ginjal, tuberkulosis, hingga hipertensi paru.
Belum ada jemaah haji asal Indonesia yang tercatat meninggal karena heat stroke akibat cuaca panas. Akan tetapi, heat stroke mempengaruhi kondisi kesehatan para jemaah.
Tahun ini, musim haji di Arab Saudi dilanda panas ekstrem dengan suhu berkisar antara 45 sampai 48 derajat Celsius.
Otoritas Saudi mengimbau jemaah untuk mematuhi pedoman kesehatan yang telah ditetapkan.
Jemaah diimbau membawa payung guna menghindari paparan langsung sinar matahari, minum air dalam jumlah yang cukup, serta beristirahat di antara ibadah agar tak kelelahan.
Kementerian Kesehatan Saudi juga menginstruksikan jemaah menggunakan alat penyiram air kecil guna mendinginkan wajah di suhu tinggi.
Petugas haji pun telah mengantisipasi panas ekstrem dengan memasang penyejuk udara yang memancarkan air ke berbagai titik. Para jemaah diharapkan tak akan kepanasan dan mendapat kesegaran melalui sistem tersebut.
(sumber: cnnindonesia.com)
Komentar