BEIRUT– Hizbullah mengatakan pihaknya menargetkan pangkalan militer HaHotrim di Israel utara pada Selasa (12/11/2024). Ini menandai serangan pertama sejak permusuhan meletus lebih dari 13 bulan lalu, menurut laporan Anadolu Agency.
Kelompok itu mengumumkan para pejuangnya menyerang pangkalan itu, fasilitas utama Angkatan Udara Israel, dalam serangan pertama sejak 8 Oktober 2023. Pangkalan itu, yang terletak 40 kilometer (24,8 mil) di selatan kota Haifa, mencakup unit transportasi udara dan manufaktur mesin.
“Kami menargetkannya dengan salvo rudal canggih,” papar kelompok itu. Hizbullah juga melaporkan meluncurkan serangan pesawat nirawak di pangkalan logistik untuk Brigade ke-146 Israel, di sebelah timur kota Nahariya.
Selain itu, kelompok itu melancarkan serangan rudal ke pangkalan militer Shraga di dekat Acre, posisi artileri di permukiman Nafeh Ziv, dan dua majelis militer di permukiman Shomera dan Zar’it. Hizbullah juga menyerang permukiman di Kfar Blum, Kfar Yuval, dan Dishon.
Di Lebanon selatan, sistem pertahanan udara Hizbullah mencegat dua pesawat nirawak Hermes 450, yang memaksa mereka mundur dari wilayah udara Lebanon. Di pihak Israel, sirene serangan udara diaktifkan di Haifa, Acre, Nahariya, dan Galilea Atas di Israel utara akibat serangan rudal dan pesawat nirawak dari Lebanon.
Dua warga Israel tewas pada Selasa malam setelah satu roket yang ditembakkan dari Lebanon menghantam gedung di Nahariya, yang terletak di wilayah Galilea barat. Selain itu, dua orang lainnya terluka ringan akibat pecahan peluru dari pencegat di wilayah Kabri di Galilea barat, menurut harian Israel, Hayom.
Israel telah melancarkan operasi udara besar-besaran di Lebanon sejak akhir September terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah dalam eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan kelompok Lebanon tersebut sejak dimulainya serangan brutal Israel di Jalur Gaza. Pada 1 Oktober, Israel memperluas konflik dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan.
(sumber: sindonews.com)
Komentar