RIYADH– Pangeran senior Arab Saudi Turki al-Faisal blakblakan menyebut Israel sebagai negara yang melakukan genosida di Gaza dan merupakan rezim apartheid.
Pangeran Turki, yang menjadi kepala intelijen Saudi selama lebih dari dua dekade, menyampaikan komentar tersebut pada hari Sabtu, saat dia meminta Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membawa perdamaian ke Timur Tengah.
Bangsawan senior itu juga berharap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dibawa ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Komentarnya yang disampaikan di forum Dialog Manama di Bahrain menyusul pernyataan yang semakin keras dari pejabat Saudi sejak pembicaraan dihentikan mengenai potensi normalisasi hubungan dengan Israel setelah dimulainya perang Gaza.
”Israel saat ini, menurut kelompok hak asasi manusia internasional, bukan hanya negara kolonial apartheid, tetapi juga negara yang melakukan genosida,” kata Pangeran Turki. “Israel melakukan genosida terhadap rakyat Gaza,” lanjut dia, yang dilansir New Arab, Ahad (8/12/2024).
“Sudah saatnya bagi dunia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membawa mereka yang didakwa oleh Mahkamah Pidana Internasional ke pengadilan,” imbuh Pangeran Turki, mengacu pada Netanyahu dan pejabat rezim Zionis lainnya.
ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant bulan lalu atas tuduhan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang.
Penguasa de facto Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, juga menuduh Israel melakukan genosida pada pertemuan puncak gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam di Riyadh bulan lalu.
Amnesty International melontarkan tuduhan yang sama pekan ini dalam sebuah laporan baru yang ditolak oleh Israel dengan meyebutnya sebagai “tuduhan yang dibuat-buat” dan “berdasarkan kebohongan”.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan 44.664 orang dan melukai 105.976 lainnya, serta membuat sebagian besar penduduk wilayah itu mengungsi.
Pangeran Turki, yang juga merupakan mantan duta besar Saudi untuk AS, mengatakan “mandat kuat” Trump dari para pemilih Amerika dapat memungkinkannya untuk memberikan kenegarawanan yang sangat dibutuhkan di dunia.
“Negara-negara sahabat di kawasan ini berharap agar Trump meneruskan apa yang telah dia mulai sebelumnya, untuk membawa perdamaian dengan huruf kapital ke Timur Tengah,” katanya.
“Sudah saatnya bagi Amerika, di bawah kepemimpinan Anda, untuk mengubah arah kawasan yang bermasalah ini,” paparnya.
Selama pemerintahan pertama Trump, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko menandatangani Perjanjian Abraham yang mengakui Israel, sebuah pemutusan dengan konsensus Arab yang telah lama berlaku bahwa tidak boleh ada ikatan tanpa pembentukan Negara Palestina.
(sumber: sindonews.com)
Komentar