SEOUL– Rakyat Korea Selatan (Korsel) merayakan pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol dengan turun ke jalanan. Melansir BBC, saat matahari terbenam di Seoul, lautan pengunjuk rasa di depan Majelis Nasional – banyak yang memegang tongkat cahaya – mulai bersinar. Sementara beberapa sudah mulai pulang, banyak yang lain tetap tinggal untuk merayakan.
Saat hasil pemakzulan diumumkan, Sim Hee-seon terlihat menyeka air matanya, sambil bernyanyi mengikuti lagu protes.
“Saya sangat senang RUU pemakzulan itu disahkan. Lega rasanya karena kami tidak perlu lagi keluar untuk berunjuk rasa dalam cuaca dingin,” kata terapis fisik berusia 40 tahun itu, dilansir BBC. “Pada saat yang sama, perjuangan belum berakhir. Kami tahu bahwa kami harus menunggu putusan pengadilan agar pemakzulannya dapat dirampungkan. Kami akan terus mengawasi,” katanya.
Di tempat lain di antara kerumunan yang bersorak-sorai, ada Lee Seung-bang yang berusia 77 tahun, melambaikan tinjunya ke udara. Ia juga berusaha keras menahan air matanya. “Politik Korea akan membaik setelah hari ini, katanya.
Kemudian, Menurut juru bicara parlemen Woo Won-shik, kewenangan dan tugas kepresidenan Yoon akan ditangguhkan setelah salinan dokumen pemakzulan diserahkan kepadanya dan ke Mahkamah Konstitusi. Perdana Menteri Han Duck-soo akan mengambil alih jabatan sebagai penjabat presiden.
Bahkan setelah kewenangannya ditangguhkan, Yoon akan tetap menjabat hingga Mahkamah Konstitusi memutuskan apakah akan mempertahankan pemakzulannya.
Namun demikian, pemakzulan oleh parlemen bukan segalanya. “Disahkannya mosi pemakzulan bukan akhir dari kekacauan politik Korea Selatan,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul.
“Ini bahkan bukan awal dari akhir, yang pada akhirnya akan melibatkan pemilihan presiden baru,” katanya.
Mahkamah Konstitusi kini memiliki waktu hingga 180 hari untuk memutuskan apakah Presiden Yoon harus dimakzulkan atau dipulihkan. Jika memutuskan untuk memakzulkan, pemilihan presiden berikutnya harus diadakan dalam waktu 60 hari sejak putusan.
Pemimpin oposisi utama Partai Demokrat Lee Jae-myung, yang kalah tipis dari Yoon pada tahun 2022, difavoritkan untuk memenangkan pemilihan untuk menggantikannya. Namun Lee juga dalam bahaya hukum, kata Prof Easley.
Lee memiliki satu putusan banding dan beberapa putusan lain yang tertunda yang dapat mendiskualifikasinya dari jabatan puncak.
“Jadi sebelum pemilihan umum terakhir, akan ada pemilihan di pengadilan,” katanya.
(sumber: sindonews.com)
Komentar