Angka Stunting di Sulteng Masih di Atas 30%

WhatsApp Image 2019-01-29 at 10.49.11
ASISTEN Administrasi Pembangunan, Hukum dan Politik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Faisal Mang membuka seminar gizi dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke 59 tingkat provinsi Sulteng tahun 2019 di Aula Balai Pelatihan Kesehatan, Kota Palu, Selasa (29/1/2019). FOTO: HUMAS

SultengTerkini.Com, PALU– Kekurangan gizi dapat memicu stunting, suatu kondisi dimana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibanding orang lain yang seusianya. Karena itulah gizi jadi bagian penting bagi kesinambungan daur kehidupan manusia sekaligus bagi pembangunan bangsa.

Sebab jika angka stunting terlalu tinggi pada suatu periode dapat memicu munculnya satu generasi yang kurang produktif.

“Di Sulawesi Tengah sendiri proporsi balita stunting sejak tahun 2015 hingga 2017 masih berada pada kisaran di atas 30%, lebih tinggi dibanding target nasional yakni 28%,” kata Asisten Administrasi Pembangunan, Hukum dan Politik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Faisal Mang membeberkan saat membuka seminar gizi dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) ke 59 tingkat provinsi Sulteng tahun 2019 di Aula Balai Pelatihan Kesehatan, Selasa (29/1/2019).

HGN diperingati tiap 25 Januari dan tahun ini mengangkat tema, “Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi” dengan sub tema, “Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif” dan slogan, “Gizi Seimbang, Prestasi Gemilang”.

Momen itu Faizal harapkan jadi media efektif penyampaian pesan gizi ke masyarakat, khususnya dalam menyukseskan program-program pencegahan stunting pada balita dari lingkungan keluarga.

Mengapa keluarga? Sebab jika keluarga sudah menyadari akan pentingnya gizi kata Asisten maka darinyalah akan merubah dan meningkatkan perilaku-perilaku sadar gizi untuk mencegah stunting.

Lebih lanjut Asisten Faizal Mang menuturkan, ada dua intervensi gizi untuk mencegah stunting, pertama intervensi spesifik yang menyentuh sektor kesehatan, tapi sifatnya jangka pendek dan kedua, intervensi sensitif yang melibatkan kerjasama lintas sektor selain kesehatan.

“Mari kita bersama-sama bersinergi dalam rangka mencegah dan menurunkan balita stunting di Sulawesi Tengah,” ajaknya.

Dari laporan panitia, selain seminar ada serangkaian kegiatan dalam rangka HGN seperti bakti sosial, konseling dan kampanye Germas (Gerakan Masyarakat Sehat) di Huntara Petobo, bazar buah dan pameran gizi di Poltekkes serta talkshow.

Peserta seminar diantaranya dari unsur kesehatan, pemerintahan, ibu-ibu PKK dan organisasi perempuan, serta mitra kerja lainnya. CAL

Komentar