Si Kumis Laut yang Berbahaya Namun Bermanfaat

IMG_20190210_144932_796
Muhammad Sahputra

MEMBICARAKAN tentang ikan selintas pasti pikiran kita langsung tertuju pada hidangan masakan di meja makan, pada ikan-ikan yang hidup di kolam-kolam, bahkan mungkin di sungai maupun di lautan.

Siapa sih di antara kita yang tidak kenal dan tidak suka makan ikan?, kecuali memang ia seorang vegetarian. Tetapi apakah pernah kita mendalami lebih jauh sisi negatif dan positif ikan bagi tubuh kita?. Menelaah bagaimana mereka mengonsumsi makanan?.

Oleh: Muhammad Sahputra

Seperti kita ketahui begitu banyak Tuhan menciptakan berbagai jenis ragam ikan di dunia ini. Dari ikan yang ukurannya paling besar hingga yang terkecil.

Dari ikan yang hidup di air tawar sampai ikan di air asin. Dari ikan yang biasa saja sampai mengandung racun sekalipun ada di perairan bumi kita ini.

Semua mempunyai ragam dan keunikan, serta kelebihan masing-masing. Termasuk salah satu ikan yang akan penulis kupas saat ini adalah tentang salah satu ikan yang hidup di laut dangkal.

Namun kadang juga berada di muara-muara sungai. Meskipun ikan ini terbilang bukan ikan yang banyak diburu para kolektor ikan, tetapi tidak ada salahnya jika kita mengupasnya lebih jauh sebagai bahan kajian atau histori bagi mereka yang mungkin nanti mau mempelajarinya.

Ikan sembilang adalah anggota dari suku (familia) Plotosidae atau suatu kelompok ikan yang  berkumis (siluriformes).

Ciri khas dari ikan sembilang yang membedakannya dari kelompok lainnya adalah sirip punggung kedua (sirip lemak) terletak pada garis tegak antara sirip, budur, dan perut, serta bibir atas dapat membuka ke atas atau ke depan.

Sungut atau kumis ikan sembilang dapat mencapai bagian belakang mata, dan warnanya gelap kecoklatan.

Ikan ini menghuni perairan payau dan perairan laut. Ikan ini menghuni wilayah hangat Indo-Pasifik dari Jepang hingga Australia.

Ikan ini sendiri masih terbagi ke dalam dua jenis yang berbeda. Ada sembilang batu yang dapat ditemui di celah batu, dan ada juga sembilang lubang  yang bisa dicari di lubang-lubang yang mereka buat sendiri. Kemudian untuk sembilang dewasa secara umum beratnya bisa mencapai 5 kilogram dengan panjang 70 cm.

Ikan sembilang juga  memiliki racun yaitu di bagian patilnya. Jika terkena, wajah akan berubah pucat yang diikuti oleh rasa panas di seluruh tubuh.

Parahnya lagi racun pada ikan sembilang dapat membuat seseorang kejang-kejang apabila tertusuk patilnya.

Tetapi meskipun ikan sembilang memiliki racun, ternyata ikan ini pun memiliki manfaat untuk kesehatan.

Karena ikan sembilang mengandung asam lemak omega 3, karbohidrat, lemak yang rendah, protein fospor dan lainnya.
Hal itu yang membuat ikan sembilang sangat dicari meski beracun. Manfaat ikan sembilang bagus untuk dikonsumsi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, dapat mengontrol dan menjaga kolesterol dalam tubuh, dan membantu pembentukan jaringan otak.

Tetapi untuk mengonsumsi ikan sembilang kita harus berhati-hati dikarenakan di dalam pencernaan beberapa ikan sembilang mengandung meso dan mikro plastik.

Hasil dari penelitian salah satu mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji yang bernama Iqbal Edmanda Noari Lubis  bahwa hampir seluruh pencemaran ikan sembilang terdapat pertikel mesco dan mikro plastik, ikan pada Lautan Pelantar KUD merupakan yang tertinggi terdapat partikel plastik.

Total partikel plastik pada ikan yaitu meso plastik 17 partikel/individu dan mikro plastik 162 partikel/individu. Partikel plastik meso dan mikro tidak memiliki daya tarik untuk dikonsumsi oleh ikan dengan nilai indeks elektivitas sebesar -0.90 hingga -0.96 serta menjadikan partikel plastik tersebut dihindari oleh ikan.

Zat kimia di plastik dapat menyebabkan keracunan. Bahan yang tak dapat diproses alam bisa terakumulasi di hewan dan kemudian masuk ke tubuh manusia. Dampak mikroplastik yang termakan ikan, kemudian dimakan manusia memang masih belum jelas betul. Karena belum ada penelitian final soal ini. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB dalam situsnya mengakui soal ketidakpastian dampak mikroplastik semacam itu.

Karena masih dibutuhkan riset-riset sebelumnya. Sebenarnya juga tidak hanya di laut, mikroplastik pun berterbangan di udara, sebagaimana dilansir CNN.

Ini dipastikan oleh Profesor Frank Kelly dari King’s College London. Pupuk, limbah lumpur yang mengering, hingga serpihan karpet rumah juga bisa menghasilkan mikroplastik terbang.

Untuk itu kita harus berhati-hati saat ingin mengonsumsi ikan sembilang.

Karena seperti yang sudah kita ketahui bahwa beberapa ikan sembilang memiliki kandungan sampah di dalam tubuhnya.

Kita juga harus menjaga laut kita dari sampah hasil aktivitas kita sehari-hari agar tidak ada lagi ikan-ikan yang memakan kandungan plastik di lautan kita.

Sudah banyak berita soal ikan yang memakan mikroplastik. Maka dari itu mari bersama-sama untuk menjaga laut untuk kebaikan kita sendiri.

Mengingat pola konsumsi hasil laut yang tinggi oleh penduduk di negara kepulauan seperti Indonesia, dan potensi pariwisata bahari yang juga ikut terancam, kita wajib merespon masalah ini dengan segera untuk mencegah dan menurangi resiko yang lebih buruk pada masa mendatang.

Setidaknya beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya akumulasi dari sampah yaitu mengurangi penggunaan plastik, membuang sampah pada tempatnya, dan peduli terhadap lingkungan.

*) Penulis adalah mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji

Komentar