SultengTerkini.Com, PALU– Ditengah prestasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) meningkatkan pertumbuhan ekonomi melampaui rata-rata pertumbunan nasional, sayangnya tidak berdampak pada menurunnya angka kemiskinan di wilayahnya.
Gubernur Sulteng yang diwakili Asisten Administrasi Umum, Hukum dan Organisasi, Mulyono menilai persoalan kemiskinan di wilayahnya masih memprihatinkan.
“Meskipun sudah berhasil menurunkan angka kemiskinan 0,32 persen tahun 2018. Angkat ini masih relatif tinggi dibanding dengan nasional tahun 2018 sebesar 9,66 persen,” ucapnya pada pembukaan forum organisasi perangkat daerah Sulteng di ruang Polibu kantor Gubernur Sulteng, Selasa (26/3/2019).
Tidak jauh berbeda dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulteng yang masih lebih rendah dari nasional.
Meskipun trennya naik tiap tahun dari 67,47 poin tahun 2016 menjadi 68,11 poin tahun 2017.
Sementara IPM nasional di tahun yang sama tercatat 70,81 poin.
Olehnya itu, melalui Mulyono, Gubernur Longki mengharapkan seluruh unsur perangkat kerja, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota untuk menyinergikan usulan program dan kegiatan tahun 2020 berbasis kinerja, tepat perencanaan dan penganggaran serta jelas sasaran.
Salah satunya menurunkan penduduk miskin sebesar 87 persen sampai 86,4 persen.
“Menyusul pertumbuhan ekonomi 6 sampai 7 persen, inflasi 3,5 sampai 4,5 persen, PDRB per kapita 53 sampai 54 juta, indeks gini pada kisaran 0,3 sampai 0,325, tingkat pengangguran 4 sampai 3,3 persen dan meningkatkan IPM pada angka 68,5 sampai 69,5,” ujarnya. MAD
Komentar