SultengTerkini.Com, PALU– Sekitar 550 orang perawat diambil sumpahnya yang bertepatan dengan Seminar Keperawatan dalam rangka peringatan HUT ke 45 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tingkat Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) di salah satu restoran Jalan Setia Budi, Sabtu (6/4/2019).
Bukti sumpah profesi adalah salah satu syarat yang mesti dilengkapi perawat untuk mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) yang ditetapkan oleh PPNI.
Selain itu, jelas Sekretaris PPNI Sulteng Masri Dg Taha, perawat juga mesti mempunyai ijazah pendidikan tinggi keperawatan, sertifikat kompetensi, dan surat keterangan sehat, baik fisik maupun mental guna memastikan perawat dapat bekerja dengan profesional.
“Kalau prajurit menghadapi peluru tajam, maka perawat mesti berhadapan dengan serangan biologis yakni virus dan kuman penyakit,” ujarnya mendeskripsikan lingkungan kerja perawat.
Tema seminar yakni Standar Diagnosa dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, menurut Masri sengaja dipilih karena roh dari praktik keperawatan terkandung dalam tema tersebut.
Sementara itu, Gubernur Sulteng melalui sambutan yang dibaca Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesra Sitti Norma Mardjanu mengucapkan terima kasih atas jasa para perawat sebagai pejuang kemanusiaan dalam menolong dan merawat para korban luka bencana gempa, tsunami dan likuefaksi enam bulan lalu di Palu dan sekitarnya.
Dalam era revolusi industri 4.0, perawat diingatkan untuk terus berpacu meningkatkan kompetensi supaya tidak kalah bersaing.
Menurutnya, hadirnya PPNI juga diharapkan mampu memberdayakan perawat-perawat yang dinaungi melalui pembimbingan dan advokasi intens.
“Sulteng bangkit, kita sehat berkat perawat,” pungkas Staf Ahli Norma.
Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Norma juga menyerahkan simbolis penghargaan kepada para perawat yang berjasa saat terjadi bencana gempa di wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong 28 September 2018 lalu. CAL
Komentar