NTFP-EP Indonesia Bikin Pelatihan Pemetaan Tata Guna Lahan Berkelanjutan

WhatsApp Image 2019-04-08 at 14.40.56
PEMATERI dari Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif memberikan pengantar tentang Perencanaan Tata Guna Lahan yang diikuti para pihak di Palu, Senin (8/4/2019). FOTO: IST

SultengTerkini.Com, PALU– Para pihak yang berkaitan dengan kepentingan pemetaan dan perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan mengikuti pelatihan selama lima hari yang dilaksanakan oleh Non Timber Forest Product-Exchange Programme (NTFP-EP) Indonesia di salah satu restoran di Palu, Senin (8/4/2019).

Thasia Ginting dari NTFP-EP Indonesia menyebutkan, undangan para pihak yang terdiri LSM merupakan mitra NTFP-EP dalam program green livelihood alliance, masyarakat KPH Kulawi, KPH Sintuvu Maroso, Balai Taman Nasional, Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng, Bappeda Sulteng dan Dinas Tata Ruang Sulteng.

“Pelatihan ini dilaksanakan dengan metode materi dalam kelas dan praktek lapang yang menghadirkan trainer atau pemateri dari Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif,” ujarnya.

Ia mengatakan, perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan merupakan salah satu metode perencanaan wilayah yang mengarusutamakan masyarakat adat/lokal sebagai pelaku.

Perencanaan wilayah berdasarkan sistem kelola komunitas yang ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan fungsi layanan alam.

“Perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan disusun untuk mendukung dan memberi masukan kritis terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota melalui penjabaran kondisi dan bentuk pengelolaan wilayah yang telah ada dalam masyarakat,” ungkapnya.

Thasia menambahkan, perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan menekankan pada optimalisasi pengelolaan tanah berkelanjutan yaitu dengan memperhatikan kemampuan tanah berdasarkan kesesuaian pemanfaatan dan penggunaanya termasuk kemampuan atau kapasitas sumber daya.

Kesesuaian tanah dimaksud adalah kecocokan karakteristik wilayah yang dibentuk oleh biofisik terhadap tanaman tertentu.

“Proses perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan ini melalui serangkaian tahapan, yaitu pengumpulan data primer dan sekunder, mencakup data fisik lahan dan potensi sumber daya alam, data sosial ekonomi dan budaya, khususnya yang terkait dengan hubungan masyarakat terhadap sumber daya alam, pemanfaatan dan penguasaan lahan,” katanya.

Kedua tahapan analisis, yang kemudian dilanjutkan dengan tahapan perumusan pengembangan rencana wilayah secara partisipati. CAL

Komentar