Update Virus Corona: 638 Orang Meninggal Dunia, Cina Akhirnya Izinkan AS Membantu

PENUMPANG dari luar negeri menggunakan masker untuk mencegah penyebaran virus Corona saat tiba di Bandara Internasional Haneda, 28 Januari 2020. (AFP/KAZUHIRO NOGI)

SultengTerkini.Com, CINA– Jumlah korban meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona terus bertambah.

Data terakhir Jumat (7/2/2020), sebanyak 638 orang dilaporkan meninggal dunia. Sementara itu, kasus yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona sebanyak 31.480.

Hingga kini, tercatat 26 negara yang mengonfirmasi penyakit tersebut. Selain di Cina, kasus kematian karena corona juga dilaporkan terjadi di Filipina.

Mengutip South Cina Morning Post, Jumat, Otoritas Kesehatan Cina menyebutkan, kematian akibat epidemi virus corona pada Kamis (6/2/2020) menyebabkan 73 orang meninggal. Dari jumlah tersebut, sebanyak 69 orang meninggal di Provinsi Hubei. Dengan demikian, total korban tewas di Hubei naik menjadi 618.

Cina izinkan pakar kesehatan AS masuk Melansir Straitstimes, Cina akhirnya mengizinkan pakar kesehatan Amerika Serikat masuk ke negara itu sebagai bagian dari upaya WHO membantu memerangi virus corona yang telah menyebar dengan cepat dan jumlah kasus terus meningkat.

Gedung Putih menyebutkan, Cina telah menerima tawaran pengerahan para ahli AS sebagai bagian dari misi WHO. Para ahli ini akan datang untuk mempelajari dan membantu memerangi virus corona yang muncul di ibu kota Provinsi Hubei, Wuhan.

Sikap tersebut berkebalikan dari sikap sebelumnya. Pada Senin (3/2/2020), Cina sempat menuduh AS menyebarkan ketakutan dengan menarik warganya keluar dan membatasi perjalanan.

“Washington ‘secara tak henti-hentinya memproduksi dan menyebarkan kepanikan’,” demikian kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying kepada wartawan.

Pejabat Cina mengatakan, pihaknya menyayangkan sikap Amerika Serikat. Pasalnya, saat mengumumkan status darurat kesehatan internasional, WHO meminta agar tak ada pembatasan perdagangan dan perjalanan.

“Justru negara-negara maju seperti Amerika Serikat dengan kemampuan dan fasilitas pencegahan epidemi yang kuat yang telah memimpin dalam memaksakan pembatasan berlebihan yang bertentangan dengan rekomendasi WHO,” kata dia.

Direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernapasan Nasional Nancy Messonnier mengatakan, partisipasi AS akan bermanfaat karena Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). “Para ilmuwan yang sangat kuat yang memiliki banyak pengalaman teknis dalam penyakit yang sangat mirip,” kata dia, seperti dikutip SCMP.

(sumber: kompas.com)

Komentar