SultengTerkini.Com, CINA– Amerika Serikat (AS) dan Cina sama-sama tengah menggelar latihan militer di Laut Cina Selatan. Namun kedua negara ini tidak berlatih di titik yang sama.
Latihan militer Cina ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Cina terkait epidemi virus Corona. AS menuduh Cina menyembunyikan dan meremehkan wabah awal di kota Wuhan di Cina.
Terkait latihan militer, Cina yang lebih dahulu menuju Laut Cina Selatan. Seperti dilansir Reuters, Sabtu (4/7), Cina mengumumkan jadwal latihan militer selama lima hari mulai Rabu (1/7) waktu setempat, di dekat Kepulauan Paracel, yang oleh Cina diklaim sebagai Kepulauan Xisha. Kepulauan itu juga diklaim oleh Vietnam.
AS pada awalnya menyatakan keprihatinannya akan latihan militer Cina di sekitar kepulauan Paracel yang disengketakan. Departemen Pertahanan AS atau Pentagon menyebut manuver itu akan “semakin membuat tidak stabil”.
“Departemen Pertahanan prihatin dengan keputusan Republik Rakyat Cina (RRC) untuk melakukan latihan militer di sekitar Kepulauan Paracel di Laut Cina Selatan pada 1-5 Juli,” kata Pentagon dalam pernyataannya.
Pentagon menambahkan, latihan itu adalah yang terbaru dari serangkaian aksi Cina untuk menegaskan klaim maritim yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut Cina Selatan.
Atas hal itu, Cina menegaskan bahwa latihan militer digelar di perairan yang menjadi kedaulatannya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, menegaskan bahwa latihan militer itu dilakukan di dalam ruang lingkup kedaulatan Cina.
“Kepulauan Xisha adalah wilayah tak terpisahkan dari Cina. Latihan militer Cina di lautan dekat Kepulauan Xisha berada dalam kedaulatan kami dan tidak dapat ditegur,” kata Zhao.
Tidak lama setelah itu, Angkatan Laut AS atau US Navy mengirimkan dua kapal induk dan beberapa kapal perang ke perairan Laut Cina Selatan. Lokasi US Navy latihan militer tidak di sekitar Kepulauan Paracel.
“USS Nimitz dan USS Ronald Reagan Carrier Strike Groups sedang melakukan operasi dua kapal induk di Laut Filipina dan Laut Cina Selatan,” ujar juru bicara Armada Ketujuh Angkatan Laut AS, Letnan Joe Jeiley, seperti dilansir CNN, Sabtu (4/7).
Jeiley mengatakan bahwa pengerahan dua kapal induk ini tidak berkait dengan situasi terkini. Latihan militer yang diikuti dua kapal induk AS itu sudah direncanakan sejak lama.
“Kehadiran dua kapal induk ini tidak untuk merespons setiap peristiwa politik atau peristiwa dunia apapun. Kemampuan terdepan ini adalah salah satu dari banyak cara dari Angkatan Laut AS memajukan keamanan, stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik,” ucap Jeiley.
(sumber: detik.com)