SultengTerkini.Com, TOUNA– Setelah beberapa harga komuditi dan hasil perikanan anjlok disebabkan dampak Covid-19, banyak petani dan nelayan di kepulauan mulai mengembangkan tanaman nilam.
Para petani ini memilih mengembangkan tanaman nilam disebabkan produksinya yang mudah ditambah harga menjanjikan.
“Untuk wilayah Kecamatan Talatako sudah banyak petani ataupun nelayan itu beralih menanam nilam, sebab harganya sangat mahal, dan tidak mengalami penurunan,” ungkap Bakar warga Desa Tumotok, Kecamatan Talatako, Rabu (28/10/2020).
Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19 ini para petani dan nelayan di Kepulauan benar-benar merasakan dampak ekonominya, harga komuditi turun, seperti jagung, kelapa dan lain-lain.
“Di sektor pertanian banyak harga komuditi turun drastis, sementara di perikanan seperti harga ikan itu juga mengalami penurunan. Dampak ini yang menyebabkan banyak petani dan nelayan beralih ke tanaman nilam,” ujarnya.
Bakar mengatakan, tanamam nilam penghasilannya memang sangat menjanjikan.
Dirinya bahkan menghitung dalam satu rumah tangga ketika sudah panen, itu mampu menghasilkan jutaan bahkan belasan juta rupiah hanya dari harga nilam.
“Jadi tergantung jumlah yang ditanam oleh para petani. Semakin banyak yang ditanam semakin besar juga penghasilannya,” tuturnya. SAF