SultengTerkini.Com, MAMUJU– Para pengungsi gempa Mamuju-Majene Sulawesi Barat (Sulbar) yang menempati tenda-tenda pengungsian mulai diserang penyakit infeksi saluran pernapasan dan hipertensi.
Ketua Tim Medis DPW Partai Nasdem Sulteng, dr Herdyansyah Usman mengatakan, berbagai penyakit dialami para pengungsi akibat sanitasi yang buruk.
“Yang kita syukuri karena rata-rata warganya antusias untuk berobat. Banyak yang sakit mulai gejala ringan sampai yang berat, bahkan ada yang tidak bisa bangun,” kata dr Herdyansyah Usman, Jumat (22/1/2021) malam.
Dia menjelaskan, secara umum warga penyintas pekan pertama pasca bencana umumnya mengeluhkan hipertensi, sakit kepala, demam dan flu dan diare.
“Memang pola penyakit seperti tensinya tinggi, batuk flu, ini kalau di awal pekan (pascabencana) karena faktor makanan dan lain-lain,” ucapnya.
Kemudian, memasuki pekan kedua kata dr Herdyansyah Usman, para penyintas yang menempati tenda-tenda pengungsian mulai terserang infeksi saluran pernapasan atau ISPA dan penyakit kulit seperti gatal-gatal.
“Pekan kedua biasanya muncul penyakit gatal-gatal dengan penyakit pencernaan seperti diare, saluran pernapasan. Dan itu siklusnya kelihatan sekarang,” paparnya.
Menurutnya, situasi paling parah untuk kondisi kesehatan para pengungsi berada di Kecamatan Tapalang, Mamuju.
Karena di wilayah itu banyak warga menempati bekas kandang ayam sebagai lokasi pengungsian.
Dia menjelaskan, kotoran ayam mengandung bakteri yang cukup berbahaya bagi kesehatan warga karena memicu munculnya penyakit tifus.
“Ada yang kita kunjungi itu di Tapalang yang lokasi pengungsiannya di bawah kandang ayam. Itu parah sekali karena kotoran ayam itu kan mengandung bakteri. Misalkan paling sering kalau di desa itu kurang paham itu penyakit tifus,” jelasnya.
Selain itu, debu kandang ayam juga memicu munculnya penyakit saluran pernapasan. Buktinya hasil pemeriksaan kesehatan banyak warga yang mengungsi di kandang ayam mengidap penyakit ISPA.
“Kalau dulu viral flu burung. Mungkin sekarang sudah tidak, tapi debunya dan lain-lain yang bikin infeksi saluran pernapasan dan itu kita temukan banyak di Tapalang,” bebernya.
Dia mengatakan, saat ini tim medis DPW Nasdem Sulteng telah menangani 100 lebih pasien penyintas di tenda-tenda pengungsian.
“Sekitar 100 pasien yang kita tangani. Mungkin lebih karena kita tidak fokus ke angka pasiennya tetapi lebih ke penyakitnya,” tuturnya. NUR