PALU– Jumlah kendaraan angkutan kota (angkot) yang beroperasi di Kota Palu, Sulawesi Tengah dari tahun ke tahun semakin menurun.
Menurut Kepala Seksi Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palu, Sugeng Riyadi, Senin (25/10/2021), kondisi itu terjadi karena angkot saat ini mulai ditinggalkan, dimana telah beralih ke transportasi berbasis aplikasi seperti ojek online.
Berdasarkan data Dishub Palu, saat ini jumlah angkot yang beroperasi di Palu saat ini tersisa 46 unit. Kemudian untuk angkutan serba guna (angguna) atau kendaraan jasa muatan barang di Palu 28 unit.
Dia mengatakan, ekspektasi masyarakat terhadap kualitas layanan merupakan salah satu hal, termasuk pengemudi dan fisik kendaraan yang sangat tinggi.
Selain itu, kini juga banyak bermunculan alternatif angkutan jenis lain yang menawarkan pelayanan yang lebih baik, sehingga angkutan umum yang ada mulai ditinggal penumpangnya.
Tidak hanya itu kata dia, masyarakat juga memiliki hak untuk memilih, jenis angkutan mana yang menurut mereka nyaman dalam melakukan perjalanan.
Hal itu merupakan sesuatu yang pasti, sebab mau atau tidak mau keberadaan angkutan online ini juga telah diatur oleh regulasi.
“Jika ingin bersaing dengan angkutan online, perbaiki sistem pelayanan kepada penumpang dan harus berbenah apa yang menjadi kekurangan yang membuat angkot bisa kurang peminat dibandingkan dengan angkutan online. Pilihan itu kami kembalikan kepada masyarakat,” katanya.
Dia mengakui, keberadaan ojek online yang beroperasi di Kota Palu, baik itu jenis sepeda motor maupun mobil pun terus bertambah, sehingga pihak dishub belum bisa memastikan jumlah armadanya.
“Untuk jumlah ojek online sendiri kami tidak memiliki data pastinya, karena hal itu bukan kewenangan dari Dinas Perhubungan Kota Palu, tetapi (wewenang) Pemerintah Provinsi Sulteng,” tuturnya. SUG
Komentar