POSO– Buku Muhammad Haji Arsal; Panglima Damai Poso yang ditulis Khoirul Anam laris manis di 10 kota besar di Indonesia. Buku ini bisa jadi rujukan bahwa konflik yang mengatasnamakan agama jangan lagi terjadi di Indonesia.
Setelah sukses melaksanakan bedah buku di Kota Palu, bedah buku tersebut kembali dilakukan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Yayasan Wakaf Amanatul Ummah menginisiasi bedah buku tersebut.
Tak hanya di Kabupaten Poso, bedah buku yang sama juga dilaksanakan di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Di Poso, bedah buku dilaksanakan di sebuah hotel, Sabtu (22/1/2022).
Buku terbitan Elex Gramedia Jakarta ini menjadi perhatian yang begitu besar bagi para pemerhati sosial dan politik, serta para akademisi karena muatan yang sangat dalam akan sosok KH Adnan Arsal dalam menghadapi kondisi konflik bermuatan agama di Kabupaten Poso pada 1998 silam.
Bedah buku ini dihadiri Wakil Bupati Poso Yasin Mangun, Ketua MUI Poso Arifin Tumakaka, Pendeta Renaldy Damanik, Kapolres Poso AKBP Rentrix Riyaldi Yusuf serta Suwardhi Patih dan Islah Bahrawi, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Poso, Yasin Mangun mengapresiasi apa yang telah dilakukan Haji Adnan Arsal dalam memperjuangkan kedamaian di wilayahnya.
Kehadiran buku tersebut kata dia, dapat memberikan nilai positif bagi warga Poso maupun Indonesia umumnya.
“Diharapkan dengan hadirnya buku Panglima Damai Poso, masyarakat Poso bisa memetik banyak pelajaran penting, terlebih dikarenakan Poso juga pernah menjadi objek atas sebuah peristiwa konflik horizontal, sehingga tidak lagi terjadi suatu hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat Poso, khususnya, dan masyarakat umum secara menyeluruh,” tegas Yasin Mangun.
Perlu diketahui, buku ini ditulis Khoirul Anam selama setahun. Saat menggali informasi, Khoirul Anam awalnya kurang mendapat kepercayaan, karena dicurigai sebagai bantuan polisi. */GUS
Komentar