SultengTerkini.Com, PALU– Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah (Sulteng) Habib Ali Ajufri melantik pengurus Solidaritas Dakwah untuk Rahmatan Lil Alamin atau disingkat Saudara.
Organisasi Saudara adalah wadah tempat pembinaan para mualaf. Pelantikan berlangsung di kediaman Habib Ali Aljufri Jalan Bakuku, Kamis (21/9/2017), sekaligus menandai peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1439 Hijriah.
Hadir pada pelantikan pengurus kali ini, para tokoh masyarakat, Rusdi Mastura dan Nasution Camang yang bertindak selaku Pembina Organisasi Saudara.
Selain perorangan hadir pula ormas/OKP diantaranya, Dewan Dakwah Islamia Provinsi Sulawesi Tengah, GPII Sulteng dan sejumlah OKP lainnya.
Pada kesempatan ini, Habib Ali mengatakan, Organisasi Saudara di dalamnya menghimpun para mualaf.
Kepada mereka akan diberikan pembinaan keagamaan, bimbingan pengetahuan keagamaan termasuk di dalamnya tulis Al Quran.
Frasa Saudara dipilih menjadi nama organisasi mualaf, kata dia, karena saudara dalam konteks islam mempunyai spektrum yang luas.
Bahwa sesungguhnya mukmin itu bersaudara. Pada konteks ini para muslim baru ini atau mualaf adalah saudara baru yang harus pembinaan secara fokus dan terarah.
Karena itu ia mengharapkan para pengurus yang baru dilantik bisa menjalankan amanah sebaik-baiknya. “’Jalankan amanah ini karena Allah SWT, bukan yang lain-lainnya. Kelak kita semua akan dimintai pertanggungjawaban dari amanah itu sekecil apa pun,” pesan salah satu tokoh intelektual Islam ini.
Di tempat yang sama, pembina Saudara lainnya, Rusdi Mastura meminta pengurus menggelar pertemuan rutin di kediaman para anggotanya.
Dalam setiap pertemuan itu, selain membahas dinamika organisasi juga dilakukan ceramah atau kajian keagamaan.
Karena misi utama dari organisasi Saudara adalah pembinaan mental spiritual anggotanya.
“’Buatlah pertemuan berkala yang diisi dengan kajian keagamaan. Nanti pertemuan berikutnya di rumah saya saja, karena istri saya (Vera Rompas) adalah mualaf,” ungkap dia.
Para mualaf ungkap Cudi perlu diberi dengan pemahaman soal ketauhidan. Ini penting karena konsep ketahuidan sangat urgen teologi Islam.
Sementara itu, Bendahara Saudara, Treasya Louyse, mengatakan, pascapelantikan pengurus, pihaknya akan melakukan pertemuan rutin dua Ahad sekali di kediaman para anggota mualaf.
Silaturahmi kata dia sengaja dilakukan rutin untuk semakin memperat silaturahmi para mualaf di Kota Palu dan sekitarnya.
Sembari katanya, pihaknya terus mendata mualaf agar mau menjadi anggota.
“’Saya sebagai mualaf merasa perlu ada organisasi sebagai wadah untuk berhimpun. Karena itu saya bersyukur kehadiran organisasi ini bisa membuat para mualaf mempunyai wadah untuk tempat bertanya berbagai hal tentang keagamaan. */CAL
Komentar