SultengTerkini.Com, PALU– Kepala Kantor SAR Palu di Sulawesi Tengah (Sulteng), Basrano mengatakan, hingga awal Oktober 2017, pihaknya telah menangani 38 kasus yang terdiri dari kasus kecelakaan pelayaran, kondisi membahayakan dan bencana alam di wilayah kerjanya.
“Sampai sekarang (awal Oktober), kami sudah menangani 38 kasus. Untuk kasus kecelakaan pelayaran terjadi sebanyak 17 kasus, kondisi membahayakan 18 kasus dan bencana alam tiga kasus,” ujar Basrano di depan puluhan jurnalis media cetak, elektronik maupun media online di Sulteng saat SAR Gathering for Journalist 2017 di roa-roa Hotel, Selasa (3/10/2017).
Basrano menambahkan, kondisi membahayakan jiwa manusia yang terakhir ditangani Tim SAR Palu adalah jatuhnya tower crane di Rumah Sakit Undata Palu pada 17 September 2017 lalu.
Kecelakaan kerja tersebut mengakibatkan satu korban tewas dan empat pekerja lainnya mengalami luka-luka.
“Itu yang terakhir (kecelakaan kerja di RS Undata). Mudah-mudahan kedepan tidak ada lagi (kejadian yang membahayakan jiwa),” tegas Basrano didampingi Kepala Subseksi Potensi, Haris Supardi dan Kepala Urusan Umum Kantor SAR Palu, Wibowo.
Menurut Basrano, tindakan pencarian dan pertolongan untuk korban kecelakaan penerbangan pada tahun 2017 nihil.
Kecelakaan penerbangan di wilayah kerjanya hanya terjadi dua kali yakni tahun 2015 dan 2016.
Kepala Urusan Umum Kantor SAR Palu, Wibowo menuturkan, pada tahun 2015, wilayah kecelakaan pesawat Air Asia menjangkau Laut Sulawesi.
“Kami melakukan pencarian dan pertolongan untuk korban pesawat Air Asia selama satu Minggu,” terangnya.
Sementara untuk tahun 2016, Tim SAR Palu melakukan kegiatan search and rescue di Kabupaten Poso saat helikopter yang ditumpangi Komandan Korem 132/Tadulako beserta 12 anggota TNI terjatuh.
“Setelah kejadian itu, tidak ada lagi kejadian kecelakaan penerbangan,” urai Wibowo.
KEKURANGAN PERSONEL
Untuk menunjang kegiatan kemanusiaan dan kegawatdaruratan di seluruh wilayah Sulteng, Kantor SAR Palu mengklaim kekurangan personel.
Saat ini, personel search and rescue yang ada di Kantor SAR Palu berjumlah 55 orang, termasuk unsur pimpinan.
“Jumlah personel kami hanya 55 orang, tapi wilayah kerja kami mencakup seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah,” ucap Basrano.
Menurutnya, kekurangan personel ini menjadi kendala Kantor SAR Palu dalam menangani kegiatan pencarian dan pertolongan.
“Sekarang ini ada penerimaan CPNS, mudah-mudahan kekuatan kita bisa bertambah,” pungkasnya.
Untuk mengatasinya, Kantor SAR Palu membentuk relawan-relawan SAR di seluruh daerah. Hanya saja, pihaknya terkendala dana dalam rangka pembinaan relawan tersebut. GUS
Komentar