Menuju Kedaulatan Pangan, Produksi Perikanan Tolitoli Semakin Meroket

Fardi Kallang

Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia dan saat ini menjadi perhatian di seluruh dunia. Bagaimana tidak, saat ini ternyata pangan mengalami beberapa permasalahan. Masalah yang paling utama adalah kerawanan pangan, dimana ketersediaan pangan lebih kecil daripada tingkat kebutuhan terhadap pangan itu sendiri.

OLEH: Fardi Kallang SH

Padahal seyogyanya ketersediaan pangan merupakan hal penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, khususnya kebutuhan makanan sebagai kebutuhan dasar manusia.

Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap masyarakat yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, terjangkau, dan berbasis pada keragaman sumber daya lokal.

Ada empat komponen yang harus dipenuhi untuk mencapai kondisi ketahanan pangan, yaitu 1) kecukupan ketersediaan pangan, 2) stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun, 3) aksesibilitas dan keterjangkauan terhadap pangan, serta 4) kualitas keamanan pangan.

Melihat perkembangan masyarakat yang kian meningkat, kebutuhan akan ketersediaan pangan yang cukup, aman dan berkualitas semakin menjadi tuntutan. Oleh karena itu, peningkatan ketahanan pangan harus dilakukan secara terus menerus.

Perikanan sebagai bagian dari sumberdaya ekonomi maritim, keberadaannya sangat strategis dalam memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan nasional.

Bahkan, Badan Pangan Dunia/FAO (Food and Agriculture Organization of The United Nation) telah memprediksi bahwa sektor perikanan menjadi salah satu sumberdaya yang akan sangat diandalkan ke depan utamanya dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat global.

Keberadaan Kabupaten Tolitoli yang terletak di pesisir Pantai Barat Sulawesi, tepat di pintu masuk bagian utara Selat Makassar dan berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan Selat Makassar dengan panjang garis pantai 453,98 kilometer serta  luas laut mencapai 300.859,22 Ha menjanjikan potensi perikanan kelautan yang besar, potensi lestari perikanan Tolitoli mencapai 60.000 ton per tahun (sumber DKP Tolitoli).

Berdasarkan data yang tercatat pada Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Palu Wilayah Kerja Tolitoli sepanjang tahun  2017 ini, produksi lalu lintas atau domestik keluar sebanyak 1.160  ton dengan nilai komoditas sebesar Rp3.408.586.875 angka tertinggi, puncaknya berada pada bulan Oktober  sebesar 140 ton dan diperkirakan terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2017.

Jenis-jenis komoditas potensial Kabupaten Tolitoli diantaranya adalah ikan-ikan demersal seperti Kerapu, Kakap dan Ikan Pelagis Cakalang, Tongkol, Layang dan pelagis besar lainnya seperti Tuna dan Marlin.

Pada rapat pertemuan dewan ketahanan pangan Tolitoli disampaikan bahwa kondisi pangan Kabupaten Tolitoli yang berasal dari sektor perikanan  berada pada posisi surplus pada tahun 2016 produksi  sebesar 50.000 ton sementara kebutuhan konsumsi per kapita Kabupaten Tolitoli sebesar 8.000 ton artinya kabupaten Tolitoli masih memiliki perimbangan sebesar 40.000 ton dari sektor perikanan.

Dengan posisi pangan tersebut jelas bahwa Kabupaten Tolitoli dapat menjadi daerah penyuplai bagi daerah yang defisit pangan dari sektor perikanan.

Keberadaan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di wilayah Kabupaten Tolitoli diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata utamanya dalam hal menjaga kualitas keamanan pangan melalui jaminan mutu hasil perikanan yang dikonsumsi oleh masyarakat Kabupaten Tolitoli.

*) Penulis adalah Penanggung Jawab Kantor Karantina Ikan Tolitoli

Komentar