GAZA– Pasukan Israel melawan pejuang Palestina di utara dan tengah Jalur Gaza pada Jumat (12/4/2024), ketika Pemimpin Hamas Khaled Meshaal mengatakan pertempuran 6 bulan dengan Israel akan “segera menghancurkan musuh”.
Sebagian besar pasukan Israel telah ditarik keluar dari daerah kantong Palestina sebagai persiapan untuk serangan terhadap kota paling selatan, Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina berlindung.
Meski demikian, pertempuran terus berlanjut di berbagai daerah. Penduduk Kamp Al-Nuseirat di Gaza tengah mengatakan puluhan orang tewas atau terluka setelah pemboman Israel dari udara, darat dan laut yang terjadi setelah serangan darat mendadak pada Kamis. Sejumlah rumah serta dua masjid di wilayah itu telah dihancurkan Israel.
Para pejabat kesehatan mengatakan sebelumnya, “Enam orang tewas dalam serangan di kamp batako, yang menampung keluarga pengungsi Palestina sejak tahun 1948, dan sekitar 70 orang terluka, termasuk tiga jurnalis Palestina.” Di Kota Gaza, pejabat kesehatan Palestina mengatakan 25 orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka dalam serangan udara Israel terhadap satu rumah di lingkungan Al-Daraj.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 89 warga Palestina tewas akibat serangan militer Israel dalam waktu 24 jam.
Militer Israel (IDF) mengatakan mereka sedang melakukan “operasi berbasis intelijen yang tepat” terhadap para pejuang dan infrastruktur mereka di Gaza tengah.
“Selama beberapa hari terakhir, jet tempur IDF menyerang lebih dari 60 sasaran di Jalur Gaza, termasuk pos peluncuran bawah tanah, infrastruktur militer, dan lokasi di mana pejuang bersenjata beroperasi.
Secara paralel, artileri IDF menyerang infrastruktur di Jalur Gaza tengah,” ungkap pernyataan IDF. Hamas mengatakan, “Pemboman Israel di Al-Nusseirat menargetkan rumah dan properti warga sipil setelah gagal mencapai prestasi militer di lapangan atau melaksanakan agenda kriminal apa pun dengan menggusur warga kami.”
Israel membantah sengaja menargetkan warga sipil dan menuduh Hamas menggunakan bangunan tempat tinggal sebagai tempat berlindung. Hamas membantah hal ini.
Meshaal, yang tinggal di pengasingan dan mengepalai kantor politik Hamas di diaspora, berbicara di acara di Doha, Qatar, untuk berduka atas kematian anggota keluarga Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara Israel di Gaza pada Rabu. “Ini bukanlah babak final,” tegas Meshaal, merujuk pada perang yang terjadi saat ini.
“Ini adalah babak penting dalam perjalanan pembebasan Palestina dan mengalahkan proyek Zionis.” Sebanyak 33.634 warga Palestina, termasuk 89 orang dalam 24 jam terakhir, telah terbunuh sejak serangan Israel dimulai, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan dalam pembaruan data pada Jumat.
Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk mengungsi dan sebagian besar daerah kantong padat penduduk dihancurkan. Hamas memimpin serangan lintas batas ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan 253 orang disandera. Sekitar 130 orang masih ditahan tanpa komunikasi di Gaza, menurut Israel.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim Israel telah dibunuh Perlawanan Palestina.
Menolak seruan Amerika untuk menahan diri, Israel bersumpah akan menyerbu Rafah dengan dalih pasukan tempur Hamas yang signifikan bersembunyi di sana. Sebagai tanda terbaru bahwa serangan Israel terhadap Rafah akan segera terjadi, pesawat-pesawat tempur menjatuhkan selebaran di lingkungan barat untuk meminta informasi tentang para sandera.
“Kepada warga Tel Al-Sultan, perhatikan baik-baik di sekitar Anda, sandera mungkin berada di dekat Anda. Jika Anda ingin melindungi keluarga dan masa depan Anda, jangan ragu untuk memberi kami informasi apa pun tentang para sandera dan penculiknya,” ungkap bunyi selebaran tersebut.
Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sebagian sandera tampaknya telah tewas oleh rudal dan bom yang dijatuhkan pasukan Israel sendiri.
(sumber: sindonews.com)
Komentar