SultengTerkini.Com, PALU– Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) IT Al Fahmi di Kota Palu, Sulawesi Tengah terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan lantaran diduga kuat keracunan setelah mengonsumsi nasi goreng yang diberikan oleh pihak sekolahnya, Senin (4/12/2017).
Informasi yang dihimpun, keracunan ini berawal saat ratusan siswa SD dan SMP Al Fahmi mengonsumsi makanan berupa nasi goreng yang diberikan oleh pihak sekolah.
Tidak lama setelah itu, beberapa siswa mulai merasakan pusing serta muntah-muntah. Melihat kejadian itu, pihak sekolah segera bertindak cepat dengan membawa seluruh siswanya yang mengalami keracunan ke sejumlah rumah sakit di Kota Palu.
Tercatat ada sekitar tujuh rumah sakit yang menjadi tempat perawatan siswa mengalami keracunan ini.
Di Rumah Sakit Budi Agung Palu, ada empat siswa yang terpaksa harus mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU.
Pihak sekolah menyatakan, seperti biasa sekolahnya selalu memberikan makanan bagi siswa yang telah melakukan ujian semester sekolah.
“Dugaan sementara, keracunan itu terjadi akibat mengonsumsi nasi goreng,” kata Wilda, seorang guru SD Al Fahmi.
Sementara di Rumah Sakit Balai Keselamatan Woodward Palu, sedikitnya 54 siswa yang mendapatkan perawatan.
Nasi goreng yang dikonsumsi oleh siswa dibuat sendiri oleh pihak sekolah melalui katering sekolah.
“Kami dibagikan nasi goreng habis ujian semester. Pas habis makan nasi goreng itu, saya mulai pusing dan muntah-muntah,” kata Aulia, salah satu siswa SMP Al Fahmi yang diwawancarai jurnalis di Rumah Sakit Budi Agung Palu.
Saat ini pihak sekolah masih berusaha mendata jumlah pasti siswanya yang mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit di Kota Palu.
Selain itu, pihak sekolah juga telah memberikan sampel nasi goreng yang dikonsumsi oleh siswa ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan Kota Palu.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Palu masih berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mencari penyebab pasti yang mengakibatkan ratusan siswa ini pusing, mual dan muntah-muntah.
JANGAN ADA YANG DITUTUPI!
Sementara itu, Komite SDIT Al Fahmi meminta agar pihak sekolah membuka ruang kepada pihak terkait untuk menginvestigasi terkait dugaan keracunan yang dialami ratusan siswa SDIT Al Fahmi, Senin.
Ketua Komite SDIT Al Fahmi, Muhammad Rizal mengatakan, kasus dugaan keracunan merupakan musibah yang siapa saja pasti tidak menginginkan terjadi.
“Kami (komite) berada di pihak orang tua. Mendengar informasi, kami langsung datang dan berkomunikasi dengan pihak sekolah. Kami meminta agar sekolah terbuka memberikan informasi dan akses bagi pihak yang berkompeten untuk melakukan investigasi,” kata Rizal dalam rilisnya kepada media ini.
Dalam komunikasi dengan pihak sekolah, Kepala SDIT Al Fahmi mengaku sudah meminta kepada semua guru, untuk mendampingi siswa yang masuk rumah sakit.
“Musibah ini tidak hanya menimpa siswa, juga anak pengurus yayasan, anak saya dan pengurus komite yang lain,” katanya.
Di sisi lain, komite sekolah menghargai respon cepat sekolah menangani musibah ini, dan akan melakukan langkah lebih lanjut setelah menerima hasil pemeriksaan sampel makanan dan muntah yang dilakukan Dinas Kesehatan.
Terkait musibah yang terjadi, komite berharap agar dibuat SOP pengelolaan katering dan meningkatkan sanitasi serta higienitas pengelolaan katering serta memberikan pelatikan bagi para pengelolanya.
Hal ini bukan sesuatu yang sulit dilakukan, karena selama ini, komite sekolah merasa pihak sekolah sangat responsif dengan usulan dan masukan dari wali murid dan komite sekolah sebagai perwakilan orangtua.
Kepada pihak yang berwenang, juga diminta untuk terbuka menyampaikan hasil investigasi, termasuk kepada media. Publikasi media yang berimbang, sangat dibutuhkan dalam rangka memberikan informasi kepada publik dan orangtua.
Selain itu, hasil investigasi dan respon publik akan menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi pihak sekolah dan komite.
Dari hasil survei yang dilakukan pihak komite hampir semua rumah sakit menjadi rujukan para orang tua membawa anaknya.
Diketahui pula, ada anak yang mendapatkan perawatan intensif karena sudah terlalu lemas.
“Salah satu yang dirawat di ICU, anaknya bendahara sekolah, ibu Diana. Pihak sekolah juga akan meliburkan siswa, dan melakukan pembersihan di areal dapur,” kata Rizal. CAL
Komentar