HANOI– Topan Yagi yang menerjang Vietnam telah memicu tanah longsor dan banjir bandang. Korban tewas hingga Kamis telah meningkat menjadi 226 orang dan lebih dari 100 lainnya dinyatakan hilang.
Lonjakan jumlah korban tewas tersebut diumumkan badan bencana pemerintah Vietnam, yang menyatakan banjir bandang mulai mereda di ibu kota; Hanoi.
Negara Asia Tenggara telah terguncang akibat dampak Topan Yagi—badai terkuat yang melanda Asia tahun ini—yang menerjang pantai timur laut Vietnam sejak Sabtu lalu. Menurut badan bencana Vietnam, selain lebih dari 100 orang masih hilang, sekitar 800 orang lainnya terluka.
Beberapa distrik di Hanoi masih terendam banjir pada hari Kamis, tetapi badan cuaca pada sore hari mengatakan tekanan banjir telah mereda.
Kendati demikian, banjir bandang dan tanah longsor terus melanda berbagai wilayah di Vietnam utara. Wilayah-wilayah tersebut sebelumnya telah mengevakuasi ribuan orang yang tinggal di dekat Sungai Merah yang meluap karena airnya naik ke level tertinggi dalam 20 tahun.
“Banyak kesedihan di kota ini dan ada banyak kekhawatiran hingga malam hari,” kata salah satu CEO Blue Dragon Children’s Foundation, Skye Maconachie. “Banyak orang yang hampir tidak memiliki apa pun telah kehilangan segalanya,” ujarnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/9/2024).
Badan prakiraan cuaca pemerintah mengatakan pada Kamis malam bahwa sungai telah mencapai puncaknya di Hanoi dan mulai surut. Di sebelah utara Hanoi, tanah longsor dan banjir parah masih melanda beberapa daerah, menurut laporan media pemerintah.
“Saya tidak pernah mengira rumah saya akan terendam air sedalam ini,” kata Hoang Van Ty di luar rumahnya di provinsi Thai Nguyen. “Pakaian dan perabotan saya semuanya terendam air. Banyak barang juga yang hanyut, tetapi untungnya saya menutup pintu sehingga tidak ada yang hanyut.”
Pabrik-pabrik pusat ekspor Vietnam kemungkinan menghadapi gangguan selama berminggu-minggu setelah diterjang Topan Yagi Provinsi Thai Nguyen adalah rumah bagi pabrik manufaktur telepon pintar terbesar Samsung Electronics di Vietnam.
Banjir juga telah surut di beberapa bagian provinsi tempat upaya pembersihan sekarang sedang berlangsung sementara penduduk memperbaiki televisi dan sepeda motor mereka yang terendam.
“Saya hanya punya satu sepeda motor untuk pergi bekerja, tetapi motor itu kebanjiran jadi saya harus membawanya ke sini untuk diperbaiki,” kata Thai Nguyen, warga berusia 36 tahun di sebuah bengkel sepeda motor.
“Saya baru bisa pergi bekerja setelah motor itu diperbaiki.” Tukang reparasi Nguyen Van Truong mengatakan bengkelnya telah memperbaiki 60 sepeda motor selama dua hari terakhir, dengan 20 sepeda motor lagi yang masih menunggu.
“Kami agak kewalahan, sebenarnya sangat kewalahan,” kata Truong. “Saya lelah karena kerja keras tetapi orang-orang membutuhkan sarana transportasi untuk mengembalikan semuanya ke keadaan normal dengan lancar.”
Di provinsi Lao Cai, pihak berwenang pada hari Kamis bergegas mencari 55 orang yang hilang dalam banjir bandang yang melanda Desa Nu pada hari Selasa, menurut laporan Vietnam News Agency. Banjir bandang menewaskan 46 orang dan melukai 17 lainnya di desa tersebut.
Sebanyak 300 tentara dan 359 pejabat setempat bergabung dalam upaya pencarian dan penyelamatan para korban. Longsor dan banjir juga telah menggenangi lebih dari 200.000 hektare sawah padi dan tanaman pangan di seluruh Vietnam utara.
Dampak lain dari terjangan Topan Yagi adalah terganggunya pasokan listrik. Atap beberapa pabrik di provinsi Haiphong dan Quang Ninh telah beterbangan, sehingga menghentikan produksi. Beberapa negara, termasuk Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, mengatakan telah mengirimkan bantuan ke Vietnam.
(sumber: sindonews.com)
Komentar