SIGI– Bupati Sigi, Mohamad Irwan menegaskan pentingnya kolaborasi dan dukungan penuh dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Hal ini disampaikan bupati dalam Rapat Evaluasi Kinerja Dinas Kesehatan Sigi yang berlangsung di Sriti Convention Hall Palu pada Selasa (10/12/2024) pagi.
Rapat tersebut dihadiri perwakilan dari seluruh Puskesmas se Kabupaten Sigi, UPT RSUD Tora Belo, UPT RSUD Pratama Kauria, serta para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Dalam kesempatan itu, Bupati Irwan menyoroti sejumlah permasalahan mendasar terkait layanan BPJS, termasuk kendala administrasi dan beban finansial masyarakat.
“Kami ingin duduk bersama mencari solusi. Banyak warga yang kesulitan saat BPJS mereka bermasalah, terutama ketika hendak berobat. Jangan sampai masyarakat merasa bahwa bupati dan perangkat daerah seolah-olah mengatur hal ini,” tegas Irwan sembari mengkritik pihak BPJS Sigi karena cuma dihadiri staf melainkan bukan pimpinan langsung sesuai undangan yang tersebar.
Irwan menekankan pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi dalam menangani kasus-kasus tertentu.
Dia mencontohkan korban kerusuhan yang tidak dapat dilayani oleh BPJS Sigi karena tidak terdaftar dalam skema layanan reguler.
“Kalau ada korban kerusuhan yang terkena peluru nyasar, masa tidak bisa dilayani? Mari kedepankan sifat manusiawi. Ini soal kemanusiaan,” tuturnya.
Bupati Irwan secara tegas meminta BPJS Kesehatan Sigi untuk lebih bijak dalam menangani urusan masyarakat kecil.
Dia juga meminta Kepala Dinas Kesehatan Sigi untuk membuat laporan resmi kepada BPJS pusat terkait kinerja Kepala BPJS Sigi yang dinilai tidak mendukung program pemerintah kabupaten (pemkab).
“Kami bekerja untuk kemanusiaan, tapi kenapa BPJS hanya menuntut tanpa memikirkan beban daerah? Saya minta buat surat ke BPJS pusat bahwa BPJS tidak mendukung Pemkab Sigi, nanti saya tandatangani. Ini harus ditindaklanjuti,” tegasnya.
Irwan menilai bahwa pemkab telah memberikan kontribusi besar terhadap BPJS, baik dalam bentuk dukungan anggaran maupun pengelolaan data warga penerima manfaat.
Sayangnya, dia merasa Pemkab Sigi kurang dihargai dalam proses tersebut.
“Kami bayar besar ke BPJS untuk rakyat. Tapi kalau ada klaim, pemda yang disasar. Lalu peran BPJS dimana? Jangan semuanya dibebankan ke pemda. Anda itu digaji besar sebagai pegawai BPJS,” tuturnya.
Selain menyoroti kinerja BPJS, Irwan juga mengkritik kinerja camat dan kepala desa (kades) yang dinilai kurang aktif dalam menyelesaikan permasalahan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).
Bupati menegur Camat Marawola dan Camat Kinovaro yang sering absen dari pertemuan-pertemuan penting.
“Camat yang tidak aktif harus diberi teguran. Ini masalah besar, terutama soal data DTKS yang belum tuntas. Saya minta kepala desa merapikan kembali data warganya, mana yang mampu, mana tidak mampu, mana yang punya BPJS mandiri dan mana yang pakai KIS dan lain-lain,” ujarnya.
Untuk memastikan data lebih akurat, Bupati Sigi meminta kades menggelar musyawarah desa dan menginventarisasi ulang data penerima manfaat.
Dia berharap data tersebut bisa dijadikan rujukan dalam menentukan kebijakan kesehatan di Sigi, termasuk upaya memperkuat program Sigi Masagena.
“Kita ingin memperbaiki semua data ini agar lebih akurat. Jangan sampai warga yang tidak mampu harus membayar BPJS mandiri. Ini tugas kita bersama,” pungkasnya.
Melalui rapat ini, Irwan berharap semua pihak, khususnya BPJS Sigi, dapat memperkuat kolaborasi dengan pemkab.
Irwan juga berharap kepada Bupati Sigi terpilih, Mohamad Rizal Intjenae, agar konsisten dalam melanjutkan perjuangan untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan manusiawi bagi warga Sigi. HAL
Komentar