SultengTerkini.Com, PALU– Pihak Relawan Merah Putih (RMP) Sulawesi Tengah (Sulteng) terpaksa membatalkan deklarasi dukungan terhadap pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Rusdy Mastura-Ma’mun Amir.
Ketua RMP Sulteng, Mahfud Masuara mengatakan, deklarasi yang semula dijadwalkan digelar pada 24 September 2020 terpaksa harus dibatalkan karena pertimbangan kurva Covid-19 di Sulteng yang semakin meningkat.
“Kami memprioritaskan kesehatan. Kemarin kami berencana melakukan deklarasi karena Kota Palu masih zona hijau. Sekarang sudah ada klaster swalayan, Sigi sudah ada klaster perkantoran,” kata Mahfud Masuara.
Dia mengatakan, pembatalan deklarasi tersebut karena khawatir jangan sampai menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19.
Karena kata dia, rencanaya deklarasi tersebut menghadirkan 1.000 orang. Sebanyak 600 orang dari Kota Palu, sisanya dari Kabupaten Sigi dan Donggala.
“Kita tahu sendiri Donggala sekarang sudah berlaku jam malam. Sigi ada klaster kantor. Jadi kita tidak bisa menggaransi 1.000 orang yang datang itu tidak terpapar Covid-19. Kami tidak ingin deklarasi itu menimbulkan klaster baru,” ucapnya.
Bersama Sekretaris RMP, Takbir Larekeng, Mahfud Masuara membuat terobosan baru atau strategi penggalangan suara pemenangan pasangan Rusdy-Ma’mun tanpa harus mengumpulkan massa dalam satu tempat atau ruangan.
“Untuk menang tidak harus begitu (deklarasi). Makanya kami mengubah cara kami dari mengumpulkan massa, kemudian kami melakukan terobosan dengan menargetkan 200 ribu suara dari RPM kepada pemenangan Rusdy Mastura,” ujarnya.
Menurut Mahfud Masuara, target 200 ribu suara tersebut tersebar di empat kabupaten/kota yaitu Kabupaten Parigi Mautong 75 ribu suara, Kabupaten Donggala dan Sigi masing-masing 25 ribu, sisanya Kota Palu.
“Kenapa targetnya 200 ribu? Karena pada pemilu 2015 Rusdy Mastura kalah sekitar 200 ribu,” jelasnya.
Dia menjelaskan, stategi penggalangan suara dengan cara sosialisasi door to door mengajak warga menjadi anggota relawan merah putih.
Bagi warga yang bersedia, akan diterbitkan kartu tanda anggota (KTA).
“Nah klaim 200 ribu suara itu kami punya alat verifikasi modern yaitu KTA berbasis barcode. Sekarang sudah dicetak 70 ribu. Daripada kita deklarasi bahwa kita ada dan kuat, mending kita buat yang lebih riil,” pungkasnya. NUR