SultengTerkini.Com, TOLITOLI– Tim pemenangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tolitoli, Amran H Yahya-Mohammad Besar Bantilan (Amanah Besar) mengajak warga di wilayahnya untuk cerdas dalam memilih pemimpin pada 9 Desember 2020.
Ketua Tim Pemenangan Amanah Besar, Kasman Amiruddin menuturkan, Partai Nasdem tidak meminta mahar sepeserpun kepada Amran H Yahya dan Mohammad Besar Bantilan untuk diusung oleh partai yang memiliki empat kursi di DPRD Tolitoli.
Bahkan, jelas Kasman, Partai Nasdem mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk menyurvei tokoh-tokoh yang menjadi kandidat Bupati dan Wakil Bupati Tolitoli.
“Ada 20 orang yang secara diam-diam kami survei, baik dari tingkat popularitasnya maupun elektabilitasnya. Dari 20 orang ini, Amran H Yahya berada di survei tertinggi, sehingga Partai Nasdem mengeluarkan rekomendasi untuk mendukungnya,” tegas Ketua DPD Partai Nasdem Tolitoli itu.
Dia menambahkan, biaya yang dikeluarkan Partai Nasdem sekali survei para calon sebesar Rp 150 juta.
“Kami melakukan tiga kali survei. Jadi uang yang kami keluarkan untuk survei Rp 450 juta,” kata dia.
Meski demikian, sambung Kasman, Partai Nasdem tidak meminta uang kepada Amran H Yahya atas pemberian rekomendasi atau mengembalikan uang yang telah dipakai untuk membayar lembaga survei.
“Permintaan kami kepada Amran H Yahya hanya dua. Pertama, ketika menjadi bupati, jangan lupakan rakyat, karena Partai Nasdem besar dari rakyat. Kedua, dukung calon Gubernur Sulawesi Tengah yang diusung Partai Nasdem yaitu Rusdy Mastura, ” tuturnya.
Kasman Amiruddin yakin dua permintaan Partai Nasdem itu bisa dipenuhi Amran H Yahya.
“Amran H Yahya ini orangnya merakyat dan tak mau melihat rakyatnya susah. Ketika terpilih sebagai bupati, Amran pasti akan terus hadir di tengah – tengah rakyat dan menyelesaikan persoalan-persoalan rakyat,” ucapnya.
Calon Bupati Tolitoli, Amran H Yahya membenarkan pernyataan Kasman Amiruddin. Menurut Amran, biaya yang dikeluarkan kandidat untuk memperoleh dukungan, biasanya sebesar Rp350 juta untuk satu kursi di DPRD.
“Jadi kalau Nasdem ini ada empat kursi, berarti yang dibayar ada satu miliar lebih. Belum lagi partai-partai lainnya. Tapi Alhamdulillah, kami Amanah Besar tidak membayar itu. Sepuluh kursi DPRD Tolitoli yang mendukung kami semuanya gratis. Empat kursi Partai Nasdem, gratis. Empat kursi PBB, saya ketuanya. Dua kursi PAN, bapaknya Esar ketuanya. Jadi kami tidak bayar-bayar kursi,” urai Amran H Yahya.
Dia menambahkan, saat terpilih sebagai Bupati Tolitoli periode 2021-2026, Amran akan memperjuangkan hak-hak rakyat dengan menyerap aspirasi rakyat dan mencarikan solusi atas persoalan rakyat.
“Bagi saya, kursi bupati itu bukan untuk diduduki, tapi dipangku. Kalau diduduki, enak sekali pak. Empuk kursinya. Apalagi di ruang AC, dingin. Akhirnya bupatinya malas lihat rakyatnya. Kalau kursi bupati dipangku, artinya bupati harus bertanggungjawab dengan nasib rakyatnya. Saya akan lebih sering ke masyarakat nanti,” tegas Amran H Yahya.
Syafruddin Batalipu, Ketua Ikatan Keluarga Indonesia Buol yang menjadi juru kampanye pasangan Amanah Besar mengatakan, jual beli kursi pada perhelatan pilkada menjadi momok di negeri ini. Apabila kandidat telah membayar kursi pencalonannya, maka dikuatirkan nanti, sang pejabat kepala daerah akan mencari ganti atas uang yang telah dikeluarkannya. Akhirnya, nasib rakyat semakin suram.
“Makanya bapak ibu sekalian, kita harus cerdas dalam memilih pemimpin. Jangan sampai suara kita terbeli dan kita menderita lima tahun kedepan,” tegas Syafruddin disambut sorak pendukung Amanah Besar di Desa Labuan Lobo, Rabu (18/11/2020).
Dia mengajak seluruh masyarakat Tolitoli untuk memilih pasangan Amran H Yahya-Mohammad Besar Bantilan, agar Tolitoli menjadi daerah yang sejahtera dan mandiri. GUS