
MEMANG kenyataan yang terlihat kondisi ekonomi saat ini tengah diguncang sangat dahsyat. Tercatat hampir semua masyarakat pastinya merasakan hal tersebut.
Begitu pula kisah pilu yang dialami Suharman, dalam mengais rezeki selama masa pandemi Covid-19.
OLEH: APRISAL
Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai penjual es kelapa muda di Jalan Terong, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu ini banyak bercerita tentang usaha yang dirintisnya itu.
Di mana omzet pendapatan diterimanya menurun drastis sejak awal merebaknya Virus Corona di Kota Palu.
“Turun sekali sampai 50 persen, biasa dapat Rp 200 sampai Rp 300 ribu per hari, sekarang sudah berkurang omzetnya. Saya jualan kembali setelah Hari Raya Idul Adha, itu karena beberapa bulan kemarin sempat tidak menjual soalnya kehabisan modal,” ungkapnya, Sabtu (19/12/2020).
Pengaruh signifikan yang ditimbulkan pandemi Covid-19, membuatnya bekerja serabutan untuk memenuhi biaya kebutuhan hidup istri dan keempat anaknya.
Sedangkan, pekerjaan yang dijalaninya tersebut kurang lebih sudah hampir sembilan tahun sejak dari 2011 lalu.
“Saya kemarin jadi tukang becak, kalau tidak bekerja kita mau makan apa. Itupun terpaksa dilakukan dari pada hanya diam di rumah. Kalau ada kemauan pastinya akan diberi jalan,” tutur pria yang berusia 36 tahun ini.
Suharman yang seharinya tinggal di Jalan Cemangi, Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga itu sangat begitu tabah dalam menghadapi kondisi saat ini.
Dia pun optimis bahwa perekonomian masyarakat akan segera pulih seperti sebelum adanya wabah Virus Corona.
“Kita yakin dan tetap berdoa semoga Virus Corona cepat berlalu, sehingga roda perputaran ekonomi semua masyarakat kembali berjalan normal,” ucapnya penuh keyakinan.
Suharman yang juga merupakan warga asal Pantai Barat, Desa Karyamukti, Kecamatan Dampal, Kabupaten Donggala ini menjalani pekerjaannya dengan ikhlas dan sabar demi mengubah nasib di tanah rantau.
Sementara untuk harga satu gelas es kelapa muda yang dijualnya tidak merogoh kantong para pembeli.
“Harganya cukup murah hanya Rp 5 ribu saja per gelas. Saya kemarin urus persyaratan sebagai penerima bantuan pelaku usaha, tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya, malahan bosan sendiri saya menunggu,” katanya.
Dia berharap agar pemerintah dapat memperhatikan masyarakat kalangan ekonomi ke bawah, khususnya pelaku usaha kecil dan menengah.
Pasalnya, lanjut dia, jika terus terjadi situasi seperti ini dikhawatirkan berdampak buruk bagi pendapatan.
“Sebab penghasilan harian kami selaku pedagang kecil akan hilang, bahkan bisa saja usaha kami tidak berjalan lagi. Maka, saya harapkan pemerintah turut perhatikan rakyat kecil seperti kami,” harapnya. ***












