Prevalensi Penularan TBC di Sulteng Capai 10.207 Kasus

-Kesehatan, Utama-
oleh

PALU– Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyampaikan, hasil studi prevalensi penularan penyakit Tuberkulosis (TBC) dalam tiga tahun terakhir mencapai 10.207 jiwa.

“Seluruh wilayah Sulteng sudah menjadi daerah penularan tuberkulosis atau TBC dan dalam rentan waktu tiga tahun terakhir sejak 2019 sudah mencapai 10.207 jiwa,” kata Kepala Dinkes Sulteng, dr I Komang Adi Sujendra di Palu, Jumat (16/9/2022).

Dia menjelaskan, secara umum penyebaran penyakit TBC di Sulteng sama dengan wilayah lain yang ada di Indonesia, rata-rata penyebab awal adalah kondisi lingkungan yang tidak sehat dan padat.

Selain itu adalah kekurangan gizi dalam masa pertumbuhan anak, serta temuan komorbid lain seperti human immunodeficiency virus (HIV) yang memperparah kondisi penderita TBC.

“Kemudian yang menjadi penyebab tingginya kasus adalah pasien yang belum ditemukan sehingga menjadi sentra penularan TBC di lingkungan masing-masing, karena penularan dapat melalui udara,” ujarnya.

Adapun hingga September 2022, daerah yang memiliki jumlah kasus TBC tertinggi yakni Kota Palu sebanyak 718 kasus, disusul dengan Kabupaten Banggai sebanyak 579 kasus dan Kabupaten Parigi Moutong 421 kasus.

“Tetapi secara menyeluruh sampai dengan September 2022 total penularan TBC di Sulteng mencapai 3.359 kasus,” ujarnya.

Meskipun begitu, sepanjang masa pandemi COVID-19 telah terjadi penurunan kasus dari 2019 sebanyak 6.713 kasus menjadi 4.243 kasus pada 2020 serta pada 2021 tersisa 3.965.

“Kami harapkan jumlah tersebut akan semakin menurun dari tahun ke tahun,” kata dr Komang. ANT

Komentar