PALU– Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid menginginkan kegiatan simulasi bencana lebih sering dilakukan untuk meningkatkan pemahaman aparat pemerintah maupun warga mengenai langkah-langkah mitigasi.
“Simulasi adalah bagian dari mitigasi, maka praktik-praktik seperti ini lebih sering dilakukan, supaya masyarakat lebih peka,” katanya dalam kegiatan simulasi evakuasi semasa bencana gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/10/2022).
Dalam rangkaian peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana tersebut, walikota mengatakan bahwa simulasi merupakan bagian dari edukasi mitigasi bencana.
Dia mengemukakan, pemahaman mengenai langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam sangat penting karena bencana tidak dapat diprediksi kapan terjadi.
Selain itu, dia mengatakan, peristiwa gempa, tsunami, dan likuefaksi yang terjadi pada 28 September 2018 harus dijadikan sebagai pelajaran untuk memperbaiki strategi mitigasi dan penanganan dampak bencana.
Walikota meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membenahi jalur-jalur evakuasi dan titik kumpul bencana serta menyampaikan penyuluhan mengenai langkah-langkah mitigasi serta penanganan bencana kepada masyarakat.
Dia mengatakan, sistem peringatan dini bencana, termasuk fungsi alarm peringatan bencana, juga harus rutin dicek fungsinya dan diuji coba agar masyarakat mengetahuinya.
Dia menjelaskan pula bahwa bahwa Pemerintah Kota Palu tahun ini membangun gudang logistik penanganan dampak bencana di wilayah Palu Utara dan tahun depan berencana membangun gudang logistik serupa di Kelurahan Duyu untuk mendukung pemenuhan kebutuhan logistik di wilayah barat.
“Ini dilakukan untuk memudahkan masyarakat mengakses logistik bila sewaktu-waktu terjadi situasi darurat bencana,” tutur Hadianto Rasyid. ANT















Komentar