PALU- PT Citra Palu Minerals (CPM) yang terletak di Kelurahan Poboya, Kota Palu, menambah unit pengolahan dengan kemampuan 4.000 ton per hari seiring dengan ditemukannya cadangan bijih emas sebanyak 14,2 juta ton.
Dengan tambahan unit pengolahan tersebut, proses produksi dore bullion PT CPM semakin cepat.
Humas PT CPM, Amran Amier menuturkan, cadangan emas ini ditemukan di areal penambangan yang masuk dalam wilayah Kota Palu.
Di PT CPM, Kota Palu sendiri masuk pada kategori Blok I yang meliputi wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong.
“Ini baru temuan di wilayah Palu. Belum secara keseluruhan di Blok I,” jelas Amran Amier.
Dia menambahkan, guna mempercepat proses pengolahan, PT CPM membangun mesin baru yang mampu mengolah ore sebanyak 4.000 ton per hari.
Saat ini, pembangunan mesin tersebut terus berlangsung. PT CPM menargetkan, mesin itu bisa dioperasikan secara penuh pada April hingga Juni tahun ini.
Perlu diketahui, material yang berisi bijih emas bercampur tanah dan bebatuan dikumpulkan di sebuah tanah lapang yang disebut stockpile. Material ini disebut ore.
Lalu, ore tersebut diangkut dengan truk ke lokasi pengolahan.
Setibanya di lokasi pengolahan, ore dihancurkan dengan mesin dan dicampur bahan kimia sianida sehingga menghasilkan dore bullion.
Selanjutnya, Dore bullion ini dikirim ke PT Antam untuk dimurnikan. Hasil pemurniannya adalah emas murni.
Amran Amier mengatakan, saat ini, PT CPM baru mengoperasikan mesin pengolahan dengan daya maksimum 500 ton per hari.
Dengan adanya tambahan mesin baru, maka PT CPM bisa mengolah ore sebanyak 4.500 ton per hari.
Menurut Amran, pembangunan mesin baru akan terus dilakukan.
“Tidak menutup kemungkinan kami akan bangun mesin pengolahan lagi di tahun 2024. Kalau itu terjadi, maka PT CPM bisa mengolah ore sebanyak 8.500 ton per hari. Doakan ya,” tutur Amran.
Dengan pembangunan mesin baru tersebut, sambungnya, maka lapangan kerja pasti terbuka.
“Jika mesin 4.000 ton ini sudah selesai, jelas kami akan buka lowongan kerja. Mungkin sampai 700 orang,” jelasnya. GUS
Komentar