10 Ribu Ternak Sapi di Parimo Ditargetkan Divaksin PMK

-Utama-
oleh

PARIMO– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah menargetkan sekira 10 ribu hewan ternak sapi divaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) guna memutus rantai penyebaran virus.

“Pemerintah Pusat memberikan kami 10 ribu dosis vaksin untuk tahap pertama, dan hari ini kami memulai vaksinasi,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Parimo, Joni Tagunu di Parigi, Sabtu (28/1/2023).

Dia menjelaskan, menurut data Pemkab Parimo, kurang lebih sekitar 40 ekor hewan ternak di kabupaten ini sudah terpapar PMK, sehingga perlu dilakukan langkah penanganan cepat supaya tidak menyebar ke ternak lainnya.

Oleh karena itu, pemerintah setempat mengimbau peternak agar menjaga ternak mereka dan bersedia untuk diberikan layanan vaksinasi.

“Kami mengusulkan 40 ribu dosis vaksin PMK ke Kementerian Pertanian melalui Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, namun yang bisa direalisasikan baru 10 ribu dosis vaksin untuk tahap awal,” ujarnya.

Dia mengemukakan, pihaknya memiliki lima sumber daya manusia (SDM) dokter hewan dibantu paramedik di masing-masing kecamatan untuk percepatan pemberian vaksinasi.

Ternak yang sudah melalui vaksinasi tahap pertama, selanjutnya akan divaksinasi kembali 30 hari kemudian sesuai dengan aturan kesehatan hewan.

“Kendala kami hadapi dalam proses ini yakni hewan ternak dilepasliarkan oleh pemiliknya, berbeda dengan ternak dikandangkan, pemberian vaksinasi lebih cepat. Selagi masih ada dosis vaksin dari kuota 10 ribu, maka giat ini masih tetap dilaksanakan,” tuturnya.

Dia memaparkan, populasi ternak sapi di Parigi Moutong saat ini sekitar 34 ribu, oleh karena itu idealnya dosis vaksin yang harus disediakan sekitar 40 ribu.

Dia berharap, bagi peternak yang telah mendapat layanan vaksinasi PMK supaya lebih menjaga kesehatan hewan ternak dengan memberikan pakan yang bermutu.

“Setelah divaksinasi, daya tahan tubuh ternak harus dijaga, sebab penularan PMK sangat cepat dan dampak paling parah bila tidak ditangani serius bisa berujung pada kematian,” tuturnya. ANT

Komentar