Latih Menenun Kain Donggala, BI Sulteng Hadirkan Desainer Pakaian Presiden Jokowi

-Utama-
oleh

DONGGALA –  Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah (BI Sulteng) menghadirkan desainer pakaian Presiden Jokowi untuk melatih warga Desa Towale menenun Kain Donggala.

Pelatihan tersebut adalah bentuk dukungan BI Sulteng atas pelestarian Kain Tenun Donggala, sebagai potensi wisata daerah serta peningkatan ekonomi masyarakat kelompok penenun.

Selain menghadirkan desainer ternama Indonesia, Wignyo Rahadi, BI Sulteng juga memberikan bantuan lima unit Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) serta sejumlah perlengkapan menenun kepada Kelompok Tenun Yamamore 2 di Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Bahkan, Desa Towale kini dijadikan desa wisata untuk mengembangkan potensi desa setempat.

Sebelumnya, BI Sulteng juga membuatkan gedung Galeri Tenun Donggala Desa Towale sebagai tempat memamerkan dan menjual Kain Donggala yang diproduksi masyarakat setempat.

Kepala Seksi Humas BI Sulteng, Akbar Faisal Harahap mengatakan, pelatihan menenun dilakukan sejak 18 Januari 2023.

Akbar mengatakan, peserta pelatihan sebagiannya adalah kaum milenial. Ini dilakukan agar terjadi regenerasi penenun Kain Donggala.

DESAINER ternama Indonesia, Wignyo Rahadi memperlihatkan Kain Donggala yang terpajang di Galeri Kain Tenun Donggala di Desa Towale. Tahun Lalu, Wignyo Rahadi mendapat pesanan pakaian dari Presiden Jokowi, sejumlah menteri dan duta besar. FOTO: AGUS PANCA SAPUTRA

Menurut Akbar, masyarakat Desa Towale telah menenun Kain Donggala selama berpuluh-puluh tahun lalu.

Para kaum wanita membantu perekonomian keluarga dengan menenun, sedangkan kaum pria-nya sebagian besar bekerja sebagai nelayan.

Peralatan yang mereka gunakan dalam menenun sangat sederhana yang dinamakan Gedogan, sehingga hasil produksinya sangat terbatas.

“Kami memberi bantuan ATBM ini agar proses menenun menjadi lebih cepat,” tutur Akbar saat ditemui di lokasi pelatihan menenun di Desa Towale, Jum’at (10/2/2023).

Akbar Faisal menuturkan, bentuk dukungan BI Sulteng terhadap aktivitas tenun Kain Donggala tidak hanya sekadar pelatihan atau penyaluran bantuan ATBM.

Setelah pelatihan selesai, kata Akbar, BI Sulteng akan memberikan pendampingan lanjutan, mulai dari pemasaran hingga pencatatan laporan keuangan.

Pendampingan akan terus dilakukan selama dua tahun hingga kelompok tenun di Desa Towale ini benar-benar mandiri.

“Dalam waktu dekat, kami akan memamerkan produk Kain Donggala ini di sejumlah event nasional,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Penenun Kain Donggala Desa Towale, Roslina mengaku terbantu dengan pelatihan maupun penyaluran ATBM dari BI Sulteng.

Roslina mengatakan, dengan peralatan konvensional berupa Gedogan, Kain Donggala bisa diproduksi satu atau dua lembar per bulan.

Sedangkan dengan ATBM, produksi Kain Donggala per lembarnya hanya membutuhkan waktu lima atau satu pekan.

“Memang ada sedikit perbandingan antara Kain Donggala dengan Gedogan dan ATBM. Tapi, perbedaan ini kita siasati dengan harga,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Towale, Mohammad Subhan menuturkan, Pemerintah Desa Towale memberikan dukungan anggaran untuk pembangunan sentra menenun bagi masyarakat setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

“Nanti kami akan kerjasama dengan Bumdes, agar pembuatan Kain Donggala ini tersentralisasi,” jelasnya.

Perlu diketahui, pelatih Tenun Donggala yang dihadirkan khusus oleh BI Sulteng di Desa Towale adalah desainer ternama di Indonesia.  Wignyo Rahadi telah menggeluti usaha tenun sejak 20-an tahun lalu.

Pada Bulan Desember 2022, Wignyo Rahadi membuatkan desain khusus untuk digunakan Presiden Joko Widodo, sejumlah menteri, duta besar serta tamu kehormatan lainnya saat menghadiri Trade Expo Indonesia. GUS  

Komentar