Warga Keturunan Arab di Palu Rayakan Tradisi Iwadh Usai Lebaran

-Utama-
oleh

PALU– Warga keturunan Arab di Kota Palu merayakan tradisi Iwadh atau ziarah Islam setelah lebaran yang dipusatkan di Toko Nadoly ibu kota Sulawesi Tengah, Ahad (23/4/2023).

“Sejak dulu memang dilaksanakan di Toko Nadoly Kelurahan Siranindi sebagai toko pertama di Kota Palu, dan kami menyebut toko ini sebagai gedung putih,” kata Farid Jafar, salah seorang tokoh keturunan Arab di Kota Palu.

Dia mengemukakan, tradisi Iwadh atau biasa disebut “Lebaran Arab” sudah dilaksanakan puluhan tahun sebagai kegiatan silaturahmi besar-besaran secara turun temurun.

“Generasi kami yang tinggal di Jakarta maupun daerah lain juga datang ke Kota Palu untuk sama-sama rayakan tradisi ini,” katanya menjelaskan.

Dia menambahkan, tradisi Iwadh tahun 2023 digelar oleh generasi ke empat keturunan Arab di Kota Palu.

Tradisi tersebut tak hanya diikuti keturunan Arab, namun masyarakat Kota Palu, khususnya yang tinggal di sekitar Toko Nadoly juga ikut meramaikan tradisi ini.

“Tradisi Iwadh dilaksanakan hari ke dua setelah Idul Fitri yang diawali dengan berkumpul di masjid, kemudian ziarah ke makam pendiri Alkhairaat dan dilanjutkan silaturahmi ke rumah-rumah perwakilan keturunan Arab,” katanya.

Kegiatan tradisi Iwadh ditutup di salah satu rumah keturunan Arab tertua di daerah tersebut.

“Seluruh generasi diikutkan tradisi ini agar mereka tahu budaya yang baik ini dan melanjutkannya,” ujarnya.

Menurut Farid, dalam tradisi Iwadh ada kebiasaan bagi-bagi uang atau “gagal” kepada siapa saja yang datang ke acara tersebut.

Bagi uang tersebut adalah keinginan dari seseorang untuk berbagi sebagai tanda kebahagiaan.

“Bagi-bagi uang bukan bagian dari tradisi Iwadh. Kami bagi uang karena bahagia dan mensyukuri segala pemberian dari Allah,” katanya.

Sadam (45), salah seorang warga Kelurahan Siranindi yang ikut meriahkan tradisi ini mengaku senang, karena ada budaya baik yang diteruskan orang keturunan Arab di Kota Palu.

“Saya bukan keturunan Arab tapi sudah bertahun-tahun saya ikut tradisi ini karena di Toko Nadoly kami saling kenal,” ucapnya.

Menurut dia, Lebaran Arab memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dari tradisi itu, mereka memahami betapa pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan siapa saja.

“Bukan hanya perayaan biasa-biasa saja, tapi mereka jalan dari rumah ke rumah untuk bersilaturahmi. Sangat sederhana tetapi bermakna,” tuturnya. ARA

Komentar