PALU– Merajut Tradisi Melestarikan Hutan untuk Masa Depan yang Adil dan Penghidupan Berkelanjutan merupakan semangat dalam pembangunan Tampo Lore yang mendedikasikan kebudayaan serta adat istiadat dan lingkungan menjadi satu kesatuan utuh dalam kehidupan masyarakat di Tampo Lore Lembah Behoa Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Hal itu disampaikan Mochammad Subarkah penyelenggara festival kepada jurnalis media ini, Senin (12/6/2023).
Dia mengatakan, berdasarkan potensi yang ada, baik kebudayaan maupun adat istiadat dan upaya mengembangkan produk dan mata pencaharian masyarakat agar terus memiliki pengaruh besar dalam membumikan entitas masyarakat Tampo Lore.
Menurutnya, festival ini bukan hanya semata sebuah perayaan, namun menjadi terobosan bagi community enterprises yang berkelanjutan.
“Festival ini berusaha menjadi katalisator untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, festival juga mendorong pengelolaan ruang berbasis pembangunan ramah lingkungan, memperkuat komunitas masyarakat baik pemuda, perempuan dan laki-laki dalam menumbuhkembangkan dan menjaga nilai-nilai kebudayaan dan adat di wilayah Tampo Lore.
Selain itu juga disebutkan tujuan dari Festival Tampo Lore untuk menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat, menjaga dan melestarikan sumber-sumber penghidupan masyarakat setempat, mendukung pembangunan yang inklusi, adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.
Subarkah menjelaskan, Festival Tampo Lore menjadi jalan bagi penghidupan dan community enterprises yang berkelanjutan untuk dilihat dan dihargai oleh masyarakat luas untuk mendukung ruang kelola masyarakat, pembangunan ekonomi lokal dengan tetap menjaga ekosistemnya serta komunitas.
Festival Tampo Lore merupakan festival berbasis lembah yang mendiami tiga wilayah lembah diantaranya lembah Pekurehua, Lembah Behoa dan Lembah Bada di Kabupaten Poso.
Festival pertama telah dilaksanakan di Lembah Pekurehua tepatnya di Desa Wanga Kecamatan Lore Peore Kabupaten Poso pada tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Konsorsium Relawan untuk Orang dan Alam-Yayasan Panorama Alam bersama NTFP Indonesia dan Green Livelihoods Alliance.
Kali ini kata dia, kembali melaksanakan Festival Tampo Lore ke-2 yang akan dilaksanakan di Lembah Behoa.
Pelaksana festival melibatkan masyarakat dari wilayah lembah behoa, pemuka agama, adat dan pemerintah.
“Harapannya dengan festival ini juga memberikan manfaat dalam proses pembangunan baik untuk masyarakat maupun pemerintah untuk mengelola sumberdaya penghidupan secara arif dan berkelanjutan,” ujar Subarkah. CAL
Komentar