BANJARMASIN – Torehan tiga medali emas dan tiga perunggu mengantarkan PWI Sulteng menempati peringkat enam Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) ke XIV Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Hendaknya, raihan kontingen PWI Sulteng ini menjadi pelecut semangat atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) Sulteng yang akan berlaga di Aceh dan Medan, September mendatang.
Perlu diketahui, Porwanas ini adalah ajang bergengsi olahraga tanah air yang dilaksanakan PWI melalui badan otonom bernama Seksi Wartawan Olahraga (SIWO).
SIWO PWI bahkan menjadi salah satu inisiator pendirian induk organisasi olahraga nasional, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Sebagai inisiator olahraga, PWI didukung penuh oleh pemerintah untuk mengadakan Porwanas yang gengsinya menyamai Pekan Olahraga Nasional (PON).
Seluruh provinsi di Indonesia menginginkan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Porwanas karena efek dominonya sangat banyak, seperti peningkatan gerak ekonomi, pengembangan pembinaan atlet, jumlah kunjungan wisatawan, serta pengenalan seni dan budaya daerah.
Pada Porwanas Banjarmasin ke XIV, PWI Sulteng mencetak sejarah besar bagi negeri seribu megalit. Bayangkan, hanya dengan delapan atlet, Sulawesi Tengah berhasil meraih peringkat enam nasional di bawah Kalimantan Selatan, Jawa Barat, NTB, Jawa Timur dan Yogyakarta.
Di Banjarmasin, kontingen PWI Sulteng yang dinahkodai Tri Putra Toana ini berhasil menyabet tiga medali emas dan tiga perunggu.
Tiga medali emas dihasilkan dari cabang olahraga billiard dan domino.
Harly Pratama Renggah, atlet billiard PWI Sulteng menyabet dua emas di nomor single Bola 9 dan single Bola 8. Satu medali emas lagi diraih Agus Panca Saputra, Sekretaris SIWO PWI Sulteng di cabor domino nomor perorangan tertutup.
Sementara tiga medali perunggu diraih tim bulutangkis Sulteng, Syamsudin Tobone dan Moh. Rifky; tim domino berpasangan yakni Agus Panca Saputra dan Agus Manggona serta Mugni Supardi, wartawan Radar Sulteng di perlombaan karya tulis kategori fotografi budaya.
Duo Agus yang berulangtahun di bulan Agustus ini berhasil meraih peringkat ketiga di nomor Berpasangan Tertutup. Di babak semifinal, Sulteng dikalahkan oleh atlet domino Sulawesi Tenggara.
Sedangkan tim Bulutangkis Sulteng, Syamsudin Tobone dan Moh. Rifky takluk melawan atlet. Jawa Timur di babak semifinal U27-U39.
Keberhasilan Sulteng tahun ini melampaui torehan medali Porwanas ke II di Makassar tahun 1985. Ketika itu, PWI Sulteng menyabet dua medali emas melalui Is Baculu di cabor billiard dan Tri Putra Toana (kini menjabat Ketua PWI Sulteng) di cabor tenis meja.
Raihan tiga emas ini pun mengalahkan prestasi Sulteng di ajang PON. Selama penyelenggaraan PON, Sulteng hanya mampu meraih dua medali emas yakni pada PON ke XI di Jakarta 1986, PON XIV Jakarta 1996 dan PON ke XV Surabaya tahun 2000.
Kepada wartawan, Tri Putra Toana mengatakan, ketika meraih medali emas tenis meja di Ujung Pandang pada event Porwanas ke II tahun 1985, menjadi pelecut semangat atlet PON Sulteng di tahun berikutnya.
“Setelah saya dapat emas di Porwanas, Sulteng juga langsung dapat emas di PON. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, Sulteng tidak pernah meraih medali emas di ajang PON. Kita jadi pelecut semangat,” jelas Tri Putra mengenang sejarah medali Sulteng.
Dia berharap, raihan emas Sulteng di ajang Porwanas Banjarmasin ini juga menjadi pelecut semangat atlet PON Sulteng yang akan berlaga di Aceh dan Sumatera Utara September 2024 mendatang.
“Saya bahagia sekali karena kita bisa enam besar. Ini kebanggaan besar bagi Sulawesi Tengah. Mudah-mudahan PON Aceh bulan depan juga bisa banyak meraih medali,” tutupnya. GUS
Komentar