PALU – Aktivitas ekonomi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggeliat tajam seiring masuknya PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali. Tahun 2023, sebanyak 1,3 juta orang berkunjung ke kabupaten itu.
Informasi dari situs resmi Dinas Pariwisata Sulteng, daerah dengan julukan Negeri Seribu Megalith ini dikunjungi oleh 5,1 juta wisatawan pada tahun 2023. Dari jumlah tersebut, kunjungan terbesar adalah ke Kabupaten Morowali dengan catatan sebanyak 1.338.490 pengunjung.
Kabupaten Parigi Moutong menempati urutan dua jumlah pengunjung terbanyak dengan catatan sebesar 566.158 pengunjung, diikuti Kota Palu di posisi ketiga dengan jumlah pengunjung sebanyak 545.446 orang.
Tigginya jumlah pengunjung tersebut adalah keuntungan besar bagi Pemerintah Kabupaten Morowali maupun pelaku ekonomi setempat. Sektor-sektor pendukung seperti sektor transportasi, perhotelan dan penginapan, UMKM hingga sektor wisata diproyeksikan meraih cuan.
Sebagai perusahaan yang peduli terhadap kemajuan ekonomi dan pembangunan Sulawesi Tengah, PT IMIP tidak tinggal diam. Perusahaan bekerjasama dengan pemerintah maupun organisasi-organisasi kemasyarakatan untuk meningkatkan ‘daya jual’ Kabupaten Morowali.
Di sektor pariwisata, PT IMIP melirik Kepulauan Sombori di Kecamatan Menui Kepulauan untuk dijadikan area konservasi terumbu karang. Maksudnya, agar jumlah kunjungan wisatawan ke pulau tersebut meningkat signifikan.
Dengan terumbu karang yang baik, akan menghadirkan spesies ikan yang beragam. Keindahan terumbu karang juga memantik kedatangan para penyelam asal Indonesia atau luar negeri untuk menyaksikannya lebih dekat.
Dinas Pariwisata Kabupaten Morowali pada tahun 2021 mencatat, sebanyak 7.234 wisatawan lokal maupun mancanegara melihat langsung Pulau Sombori yang dijuluki Raja Empatnya Sulawesi Tengah.
Mantan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulteng, Abdul Majid Ikram bersama 10 orang wartawan dari Kota Palu juga sempat berwisata ke Pulau Sombori sambil membantu mempromosikan keindahan pulau tersebut di tahun 2021 silam.
Guna menambah daya tarik Pulau Sombori, Manegemen PT IMIP menggandeng Sombori Dive Concervation (SDC) Morowali, organisasi penerima Kalpataru dari pemerintah pusat dalam bidang penyelamat lingkungan khususnya di wilayah pesisir untuk melaksanakan program konservasi terumbu karang.
Rehabilitasi terumbu karang di Pulau Sombori dilaksanakan pada 1 Juni 2022 lalu.
Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja bersama perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan (KKP) Kabupaten Morowali, Kepala Desa Mbokita, Jufri, dan Ketua SDC Morowali, Kasmudin, melakukan penanaman dengan metode transplantasi terumbu karang.
Irsan Widjaja mengatakan, terumbu karang memiliki fungsi yang sangat penting dalam ekosistem laut. Upaya yang dilakukan oleh PT IMIP bersama SDC Morowali merupakan aksi nyata untuk mendukung wilayah konservasi Pulau Sombori yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI beberapa tahun lalu.
“Perbaikan lingkungan, apapun bentuknya itu, memang sudah menjadi fokus utama kami (PT IMIP). Kalau dikatakan rehabilitasi yang dilakukan akan berdampak pada ekonomi masyarakat, itu menjadi nilai tambah. Alasan yang paling mendasar adalah melestarikan alam. Kita berharap tentunya, alam yang begitu indah ini jangan sampai dirusak hanya karena faktor ekonomi semata. Dua hal tersebut haruslah sejalan,” urai Irsan Widjaja.
Senada dengan itu, Ketua SDC Morowali, Kasmudin mengatakan, sinergi antara PT IMIP dengan SDC Morowali, mencerminkan semangat kebersamaan untuk memperbaiki ekosistem alam yang ada di wilayah konservasi Pulau Sombori.
Langkah yang dilakukan hari ini dan di masa yang akan datang, tentu berdampak positif terhadap keanekaragaman hayati yang ada di Pulau Sombori.
“Tak hanya sebatas rehabilitasi saja. Sebelumnya PT IMIP telah memberikan bantuan perahu yang dijadikan sebagai patroli konservasi. Namun bantuan ini ternyata, sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam kondisi darurat. Selain itu, juga akan dibuat perpustakaan terapung, pemberdayaan UMKM di wilayah Desa Mbokita, dan tahun depan akan dilakukan pemecahan rekor dunia yakni rehabilitasi terumbu karang terbesar di dunia. Luasan yang direhabilitasi mencapai 1.000 hektar lebih,” jelas Kasmudin.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Mbokita, Jufri mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi atas upaya yang dilakukan oleh PT IMIP dan SDC Morowali, dalam merehabilitasi terumbu karang di Pulau Sombori.
Tentunya, kata dia, aksi tersebut tak hanya akan berdampak pada ekosistem laut saja, namun juga akan mempengaruhi perekonomian masyarakat di desa itu.
“Nah kalau ekosistem laut sudah membaik, pastinya akan menarik wisatawan baik dari mancanegara maupun lokal. Kita juga berharap, apa yang dilakukan hari ini bisa meningkatkan UMKM di Desa Mbokita,” kata Jufri.
Tak hanya Pulau Sombori, PT IMIP juga mencoba membangkitkan geliat ekonomi di Pulau Langala di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi. GUS
Komentar