PARIMO– Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah (Sulteng), Longki Djanggola mengungkapkan dugaan adanya keterlibatan aparat penegak hukum (APH) dalam membekingi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).
Longki bahkan menyampaikan, sejumlah oknum APH yang mengenakan seragam cokelat maupun hijau diduga terlibat dalam membekingi aktivitas PETI di wilayah Kayuboko dan beberapa lokasi lainnya.
“Saya menduga ada oknum-oknum yang membekingi PETI di Kayuboko maupun di tempat lain, itu pengamatan saya. Apakah itu oknum berbaju cokelat atau hijau, itu sama saja,” ujar Longki saat bicara kepada jurnalis di Parigi, Selasa (17/6/2025).
Dugaan itu menguat setelah Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulteng dan Polres Parimo, Kamis (25/05/2025) lalu tidak menemukan aktivitas PETI di Kayuboko, Kecamatan Parigi Barat.
Diduga informasi operasi tersebut bocor. Longki mempertanyakan, siapa yang bisa membocorkan informasi itu selain kalangan internal kepolisian sendiri.
Dia menambahkan pula, dugaan keterlibatan oknum APH tersebut juga mencakup perlindungan terhadap keberadaan warga negara asing (WNA) asal Tiongkok yang terlibat dalam aktivitas tambang ilegal di daerah tersebut.
“Yang mendatangkan orang asing itu adalah mereka-mereka yang membekingi. Bukan orang asing itu datang sendiri, ada yang memfasilitasi,” katanya.
Longki yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Parimo selama dua periode meminta pemerintah daerah bersikap lebih tegas.
Dia mendorong Bupati Parimo, Erwin Burase untuk segera mengambil langkah nyata dalam menghentikan aktivitas PETI di wilayahnya.
Dia juga menyarankan Bupati Erwin agar menjalin koordinasi dengan Kapolda Sulawesi Tengah dan Danrem 132/Tadulako dalam menindaklanjuti dugaan keterlibatan aparat yang membekingi aktivitas pertambangan ilegal tersebut.
“Bupati harus lebih tegas. Saya sarankan agar Pak Erwin berkonsultasi dengan kapolda dan danrem untuk menindak oknum-oknum yang terlibat. Kalau tidak, akan sulit memberantas PETI,” tegas Ketua DPD Gerindara Sulteng itu.
Dalam kesempatan tersebut, Longki menilai kondisi PETI di Parimo saat ini jauh lebih parah dibandingkan masa kepemimpinannya.
Dia menyebut, jika dulu aktivitas tambang masih menggunakan cara tradisional seperti dulang, maka kini sudah berkembang menjadi tambang besar dengan penggunaan alat berat. HAL
















Komentar