SultengTerkini.Com, PARIMO– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong (Parimo) mengeluarkan tiga kebijakan pascagempa magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayahnya beserta Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala sebagai daerah terdampak.
Ketiga kebijakan itu, pertama, bagi warga Palu, Sigi dan Donggala yang memiliki anak usia sekolah, namun sekolahnya telah hancur akibat gempa, Pemkab Parimo menyatakan siap menampung anak korban gempa tersebut bersekolah di wilayahnya tanpa dipungut biaya dan syarat administrasi.
“Silakan sekolah di Parigi Moutong. Semua sekolah kita bebaskan tanpa syarat administrasi apapun. Yang penting sekolah,” kata Bupati Parimo Samsurizal Tombolotutu ketika menggelar zikir dan doa bersama di rumah jabatan, Kamis (11/10/2018).
Kebijakan kedua, Pemkab Parimo menerima siapa saja yang menjadi korban gempa di Palu, Sigi dan Donggala termasuk dari daerahnya berobat secara gratis di rumah sakit atau puskesmas di wilayahnya.
“Saya sudah laporkan kepada Bapak Gubernur, siapa saja yang menjadi korban gempa kemarin silakan berobat di Parigi Moutong, tidak perlu surat atau BPJS. Kalau ada kendala laporkan ke saya, Pemkab Parigi Moutong siap membantu,” kata Samsurizal.
Kebijakan ketiga, selesai tanggap darurat di Parimo, warga diharapkan bisa kembali ke rumah masing-masing, kecuali yang rumahnya rusak berat dan tidak bisa ditinggali lagi.
Setelah kembali ke rumah, pemerintah daerah akan mendata dan memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban gempa melalui rumah masing- masing.
“Bantuan kepada korban gempa akan diberikan langsung di rumah-rumah warga agar mereka perlahan-lahan bisa pulang ke rumahnya. In sha Allah tidak ada gempa lagi, tetap berdoa,” ujarnya.
Samsurizal berharap kebijakan itu dapat membantu masyarakat yang menjadi korban gempa.
Selain itu, untuk membantu warga yang masih bertahan di tempat-tempat pengungsian yang tersebar di Kota Palu, pihak Pemkab Parimo akan membangun dapur umum di Palu.
Salah satu lokasi yang akan dibangun dapur umum itu berada di dekat Perumnas Balaroa. Di lokasi itu katanya banyak warga Palu yang rumahnya telah rata dengan tanah dan saat ini bertahan di tempat pengungsian.
Pemkab Parimo katanya baru melakukan itu sekarang karena kemarin masih mempersilakan relawan dari berbagai daerah di Indonesia membantu korban gempa di Palu.
“Kalau sekarang banyak yang membantu. Tapi setelah tanggap darurat berakhir, para relawan dan petugas akan meninggalkan Palu. Pada saat mereka kembali, tentu warga yang menjadi korban gempa masih tetap ada di tempat pengungsian karena rumah mereka tidak bisa ditinggali lagi. Mereka juga pasti bosan makan makanan instan terus. Kami ingin membangun dapur umum disana, semoga ini bisa membantu mereka,” kata Samsurizal.
Ia mengajak siapa saja di wilayahnya, terutama kaum perempuan yang ingin menjadi relawan memasak di dapur umum tersebut.
“Bagi ibu-ibu yang ingin jadi relawan memasak, kami siapkan bus berangkat ke Palu. Nanti bisa secara bergantian,” tuturnya. */CAL
Komentar